Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Catatan Seorang Perwira: Kisah "Tukiman" Muda Gantung Diri di Kamar Tukang Pijat Plus (5)

Kompas.com - 27/03/2015, 13:00 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

AMBARAWA, KOMPAS.com — Geliat kota wisata Bandungan, Semarang, seolah tak pernah habis untuk diperbincangkan. Baru-baru ini muncul fenomena "Tukiman" atau teman laki-laki PSK yang tinggal bersama di kos-kosan sebagai pasangan hidup. Belum lagi eksodus para PSK dari kos-kosan ke kamar-kamar hotel kelas melati.

Seorang perwira polisi yang pernah bertugas di wilayah Bandungan, sebut saja Iptu AM, membagikan catatannya tentang aktivitas hiburan dan prostitusi Kota Bandungan. Catatan buku harian itu sebelumnya ia sebut sebagai catatan rahasia. Berikut penuturannya:

"Ada juga peristiwa yang membuat saya miris. Saat itu, saya tengah bertugas piket. Saya mendatangi tempat kejadian perkara (TKP), seseorang MD (meninggal dunia) gantung diri. Korban seorang lelaki berumur 20-an tahun. Ia tewas dengan seutas tali melilit di lehernya. Tali itu dikaitkan di pintu lemari kayu.

Lokasinya di dalam sebuah kamar kos di pinggir Jalan Kelurahan Bandungan menuju arah Ambarawa. Hasil interogasi terhadap saksi, kamar itu disewa oleh seorang ibu yang usianya sekitar 50 tahun. Ia berprofesi sebagai tukang pijat di hotel-hotel kelas melati secara freelance, bebas, di mana saja.

Pengguna jasanya biasanya sopir truk atau lelaki yang berduit minus. Lalu hubungannya dengan korban yang gantung diri?

Dia adalah lelaki yang biasa menemani si wanita tidur. Lelaki tersebut tidak bekerja. Untuk makan, yang menyiapkan si wanita tersebut. Walah... dunia benar-benar mendekati kiamat!

Dengan sekelumit peristiwa tersebut, saya jadi percaya dengan istilah "Tukiman"—akronim berbahasa jawa dari tiga suku kata, turu (tidur), laki (bercinta), mangan (makan), yang tenar di kawasan Bandungan—memang bukan hanya isu." (Habis)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com