Wakil Kepala Polres Sampang Komisaris Polisi Deny Prabowo mengatakan, gerak-gerik semua anggota keluarga TKI yang tewas di Malaysia semuanya dipantau. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya gerakan balas dendam terhadap keluarga TKI asal Bangkalan yang menjadi lawan perkelahian saat di Malaysia.
"Pemantauan juga kami koordinasikan dengan aparat Kecamatan Karangpenang dan Pemkab Sampang. Mereka kita minta untuk melakukan pendekatan persuasif pada keluarga korban agar tidak sampai balas dendam," kata Deny, Kamis (26/3/2015).
Deny menambahkan, pada hari pertama setelah prosesi pemakaman ketiga TKI tersebut, pihak keluarga disibukkan dengan pemakaman dan menerima tamu yang datang melayat. Belum ada upaya-upaya yang mengarah kepada pengerahan sejumlah orang untuk balas dendam ke keluarga lawan. Meskipun demikian, pengawasan dan pemantauan tetap akan dilakukan sampai situasi benar-benar kondusif.
"Tidak hanya hari ini kita pantau dan awasi, tapi sampai beberapa hari ke depan hingga kita ketahui benar-benar aman," ujarnya.
Informasi sementara yang diterima Polres Sampang, motif perkelahian tiga TKI itu dengan TKI lainnya asal Bangkalan menggunakan senjata tajam dipicu karena rebutan lahan proyek di pemakaman China di daerah Ceras, Malaysia. Ketiga korban TKI yang tewas dalam perkelahian massal ialah Rianto bin Berdi (16), warga Dusun Bungcarben, Desa Karang Penang Oloh, dan Inol bin Dulhari (17) serta Lukman bin Munari (16), keduanya warga Dusun Laccaran, Desa Karang Penang, Onjur.
Jenazah ketiganya ada di rumahnya masing-masing pada Kamis sekitar pukul 03.30 pagi, sedangkan peristiwa perkelahian terjadi pada Minggu (23/3/2015) lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.