Selama itu, Sahrul hanya dibantu oleh ibunya. Ayahnya telah meninggal dunia lima tahun lalu.
Rabaina (43), ibu Sahrul, bercerita, awalnya Sahrul jatuh dan muntah darah. Namun, pendapatannya, yang hanya sebagai pekerja serabutan, membuat Rabaina tak mampu membawa Sahrul untuk mendapat perawatan medis.
Dalam kondisi yang tak kunjung sembuh dengan perut yang semakin membuncit, upaya pengobatan ala kampung pun dilakukan. Rabaina mengaku telah mencoba pengobatan dari belasan dukun. Namun, bukannya sembuh, perut bocah itu justru kian membesar.
Sanak keluarga dan para tetangga yang menyaksikan hal itu pun lantas mengumpulkan uang demi pengobatan Sahrul. Berkat dana patungan itu, Sahrul lalu dibawa ke RSUD Polewali Mandar, Senin (16/3/2015) lalu.
Sayangnya, petugas di RS itu angkat tangan. Mereka mengaku tak bisa mengoperasi Sahrul karena keterbatasan alat dan fasilitas di tempat itu.
Kepala Perawatan RSUD Polewali Mandar Andi Sitti Fatimah menjelaskan, dokter yang memeriksa Sahrul menduga, bocah itu mengalami komplikasi penyakit tumor, gizi buruk, kelainan ginjal, dan leukimia.
Sahrul pun lalu dirujuk ke RS Makassar. Sayangnya, Rabaina mengaku tak tahu seluk-beluk Makassar dan mempunyai masalah keuangan. "Masuk RS Polewali saja biayanya hanya dibantu keluarga, patungan, apalagi ke Makassar, biayanya tentu tak sanggup," ujar Rabaina sambil mengusap kepala Sahrul.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.