Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya Bunuh Mbak Yuli karena Tak Boleh Pinjam Motor dan Uang"

Kompas.com - 11/03/2015, 05:14 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Polres Malang menangkap Rudianto (28) alias Abet Nego, pelaku permpokan dan pembunuhan Yulianti Dwi Astuti Liemerto (59), warga Perum Bedali Agung, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Motifnya, pelaku membunuh korban hanya ingin menguasai harta milik Yulianti.

Korban merupakan pimpinan pos penginjil (PI) wanita di Gereja Bethel Indonesia (GBI) Diaspora Sejahtera, di Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Ia ditemukan tewas di kamar mandi di rumahnya, Jumat (6/3/2015) malam. (Baca: Penginjil Perempuan di Malang Tewas Saat Rumahnya Dirampok

Selain dibunuh, mobil dan barang-barang berharga milik korban di rumahnya juga diambil oleh pelaku. Menurut pengakuan pelaku di Mapolres Malang, Selasa (10/3/2015), dia ke rumah korban pada Selasa (3/3/2015) pagi untuk meminjam sepeda motor.

"Mau pinjam motornya tidak boleh. Mau pinjam uang juga tidak diberi," cerita Abet.

Karena tidak diberi pinjam motor dan pinjam uang, Abet langsung berencana ingin merampok dan mencuri harta milik korban. "Setelah tidak boleh pinjam motor dan pinjam uang, dia ngomel menuduh saya mencuri barang-barang di rumah miliknya. Padahal saya tidak mencurinya," kata Abet.

Yuli bermaksud melaporkan perbuatan Abet kepada orang tuanya. Hal itu yang membuat Abet tidak terima. Saat Yuli akan menelepon ayah Abet, ia langsung merebut ponsel milik Yuli. "Saya rebut dan saya buang HP-nya. Lalu Mbak Yuli itu lari ke dalam rumah mau mengambil HP satunya," katanya.

Saat Yuli masuk ke rumah untuk mengambil ponsel lainnya, Abet mengejar dan langsung memukul kepaa Yuli dari belakang hingga Yuli terjatuh ke lantai. Yuli langsung bangun masih bisa melakukan perlawanan dan berteriak.

"Tapi saya pukul lagi dan saya bawa ke kamarnya. Saat di atas kasur, mulutnya saya lakban," ucap Abet.

Dipukul beberapa kali menggunakan tangannya, Yuli masih belum juga pingsan. Akhirnya, Abet mengambil batu dan dipukulkan ke kepala korban berkali kali. "Saya pukul dengan batu kepala bagian belakang berkali kali hingga bocor dan dia langsung pingsan," katanya.

Beberapa menit kemudian, pelaku masih bisa bergerak. Saat bergerak, Abet kembali memukul dada korban berkali-kali hingga pelaku tewas. "Sudah positif mati, saya bungkus dengan selimut dan saya bawa ke kamar mandi. Saya masih rokokan dulu di ruang tamu. lalu baru mengambil barang-barangnya berupa emas dan uangnya dan saya bawa mobilnya," katanya.

Barang-barang yang diambil pelaku berupa gelas, kalung dan anting emas, televisi, printer, dan uang milik korban. "Emasnya saya jual di toko emas, seharga Rp 5,7 juta. TV nya di rumah dan dua printernya saya taruh di mobilnya. Saya langsung kabur ke Pandaan dan Batu dengan istri bawa mobil itu," katanya.

Sementara menurut keterangan Kasatreskrim Polres Malang, AKP Wahyu Hidayat, pelaku membunuh korban pada Selasa (3/3/2015) pagi dan jenazah korban ditemukan pada Jumat (6/3/2015) malam.

"Pelaku berhasil ditangkap tadi. Dia bersembunyi di bawah tembok pabrik tak jauh dari rumah pelaku," katanya.

Motifnya kata Wahyu, pelaku membunuh korban karena ingin menguasai hartanya. "Tapi lebih detailnya kita masih memeriksa pelaku. Yang jelas, pelaku melakukannya sendirian. Kita jerat dengan pasal berlapis dengan ancaman hukuman seumur hidup," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com