Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diusir Keluarga, Endang dan Dua Anaknya Tinggal di Pos Kamling

Kompas.com - 10/03/2015, 15:25 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis


MALANG, KOMPAS.com
 — Karena diusir keluarganya, Endang Juwariyah (45) bersama kedua anaknya, Ahmad Febrianto (15) dan Yuli Anggraeni (10), tinggal di pos kamling. Mereka diusir oleh keluarganya dan tinggal di pos kamling setelah sang suami meninggal dunia tiga tahun silam.

Mereka tinggal di sebuah pos kamling di Jalan Klayatan, RT 08 RW 12, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Jawa Timur. Ruangan pos kamling tersebut berukuran 3 x 3 meter.

Hidup di pos kamling yang tidak memiliki fasilitas apa pun membuat Endang dan kedua anaknya rela berpindah-pindah tempat untuk menumpang mandi dan lainnya kepada para tetangga di sekitarnya.

"Mandi dan lainnya saya numpang ke tetangga. Alhamdulillah, tetangga baik semua, boleh menumpang mandi dan lainnya," ungkapnya.

Sementara itu, untuk aktivitas memasak, Endang memasak di dalam pos kamling tersebut dengan menggunakan kompor gas. Di dalam pos kamling terdapat satu kasur tempat tidur dan televisi 14 inci sebagai satu-satunya hiburan untuk kedua anaknya.

Setelah suaminya meninggal, Endang sempat tinggal di sebuah tempat lompong dari rumah punden keluarganya. Mereka kemudian memutuskan pindah karena terus dimusuhi oleh keluarga suaminya.

"Listriknya dimatikan, air juga dimatikan. Akhirnya saya pindah ke pos kamling ini," katanya, Selasa (10/3/2015), sembari menundukkan kepala dan meneteskan air mata.

Lokasi rumah yang menjadi rebutan tersebut berada tepat di depan pos kamling yang saat ini ditempati Endang dan kedua anaknya.

"Sejak suami saya meninggal, saya dan dua anak saya diusir dari rumah suami saya karena rumah itu direbut oleh kakak suami saya. Rumah itu jadi rebutan keluarga, masih jadi harta gana-gini di keluarga suami saya," ungkap Endang.

Sejak itulah, Endang bersama dua anaknya sudah tidak dianggap keluarga oleh keluarga suaminya.

"Nama saya dan kedua anak saya sudah dihapus dari keluarga besar mereka. 'Suamimu sudah meninggal, kamu harus pergi dari sini'," kata Endang menirukan kalimat yang disampaikan kakak iparnya.

Mendengar kalimat tersebut, Endang lantas tak putus harapan. Ia teguh memperjuangkan haknya atas rumah tersebut lantaran kedua anaknya mempunyai hak waris dari garis suaminya.

"Saya hanya memperjuangkan dua anak saya ini karena keduanya memiliki hak waris atas rumah itu," katanya.

Kedua anak Endang masing-masing kini duduk di bangku SMP dan SD. Untuk membiayai kedua anaknya sekolah, istri dari almarhum Nonot Suparto itu bekerja sebagai pembantu rumah tangga.

"Saya sudah pasrah kepada Tuhan. Semoga anak saya menjadi orang sukses nantinya jika sudah dewasa," katanya.

Endang pun menjawab belum ketika ditanya apakah sudah pernah mendapat bantuan dari pemerintah setempat.

"Belum pernah. Saya tidak tahu harus ke mana dan bagaimana. Biar saja. Saya dan anak saya rela walau hanya makan nasi, tahu, dan tempe; kadang nasi dengan garam saja," katanya kembali meneteskan air mata sambil mengelus kepala anaknya yang sedang tidur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com