Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Terima Dihina, Warga Serang Kantor Satpol PP

Kompas.com - 02/03/2015, 15:04 WIB
Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati

Penulis


KENDARI, KOMPAS.com - Ratusan warga Kelurahan Lipu-Katobengke, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra), terlibat bentrok dengan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Senin (2/3/2015). Bentrokan ini terjadi lantaran warga menyerang dan melempari batu ke arah kantor Satpol PP kota Baubau.

Saling kejar dan bunyi tembakan mewarnai bentrokan antara warga dan petugas Satpol PP di depan kantor Satpol PP Kota Baubau. Karena mulai terlihat anarkis, puluhan satuan polisi anti huru hara, membubar paksa dua kelompok tersebut.

Bentrokan pun tak terhindarkan. Polisi berupaya membubarkan warga dengan tembakan peringatan dan gas air mata ke arah warga.

Kapolres Baubau AKBP Eko Wahyuniawan mengatakan, bentrokan warga ini di picu oleh, dugaan salah satu oknum satuan pamong praja yang menghina warga Lipu - Katobengke dengan kata "budak".

"Karena yang tidak terima dengan perkataan tersebut, warga langsug menyerbu kantor satuan polisi pamong praja," ungkap Eko, Senin siang.

Dia menjelaskan, beruntung bentrokan warga cepat diatasi. Beberapa warga yang terlibat langsung diamankan ke kantor polisi.

Sebelumnya, ratusan warga Lipu-Katabengke, Kota Baubau, mendatangi kantor Satpol PP karena tersinggung dengan pernyataan dari salah satu oknum Satpol PP yang menyebut "budak" saat sejumlah warga Lipu menuntut penutupan tempat hiburan malam (THM) ilegal, Kamis (26/2/2015) lalu.

"Sebagai putra daerah Lipu, kami selalu menjunjung tinggi harkat, martabat dan budaya sehingga jika ada penghinaan, sama saja melukai hati kami semua," ujar Erwin, warga Lipu yang juga koordinator aksi.

Dalam aksi demo tersebut, ratusan warga juga menuntut agar oknum satpol PP yang dituding sudah mengeluarkan hinaan untuk segera meminta maaf secara adat pada seluruh warga Lipu. Jika tidak, mereka mengancam akan membawa massa yang lebih besar dan akan memboikot sejumlah fasilitas umum dan pemerintahan Kota.

"Kami hanya tuntut permintaan maaf. Kalau tidak kami akan datangkan massa yang lebih besar," ujar Udin, warga yang turut dalam aksi tersebut.

Sementara itu, Kepala Satpol PP Kota Bau-bau, Abdul Karim, membantah bahwa salah satu anak buahnya pernah menyebut "budak" kepada warga yang bermukim di wilayah Lipu.

Menurut dia, kemarahan warga tidak berdasar karena justru anggotanyalah yang menerima penghinaan dengan menyebut petugas Satpol PP sebagai "anjing pemerintah". Kendati demikian, secara pribadi dan institusi, dia meminta maaf pada warga Lipu-Katubengke.

"Sudah saya telusuri tidak pernah ada anggota saya yang menyebut 'budak'. Kejadian dua hari lalu itu sudah selesai pendemo dan anggota yang sempat bersitegang sudah saling memaafkan," ungkap Abdul Karim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com