Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemuda 21 Tahun Pecahkan Celengan demi "Koin untuk Australia"

Kompas.com - 25/02/2015, 18:34 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis


MAGELANG, KOMPAS.com
 — Miftakhurrohman merasa tergerak mengikuti aksi penggalangan koin untuk Australia di Desa Bahasa, Ngargogondo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Rabu (25/2/2015) sore. Pemuda 21 tahun itu merelakan tabungan yang disimpannya di dalam celengan gerabah dipecah lalu disumbangkan pada aksi tersebut.

Miftah mengaku tabungan senilai Rp 250.000 itu sedianya akan dipakai untuk membelikan baju Lebaran adik-adiknya. Uang tersebut ia kumpulkan sejak enam bulan lalu.

”Saya ikhlas, demi rasa solidaritas untuk rakyat Aceh, mereka adalah bagian keluarga kita sebagai bangsa Indonesia,” ujar Miftah yang sehari-hari bekerja sebagai pengajar Bahasa Inggris di Desa Bahasa Borobudur, Rabu sore.

Miftah menyebut Perdana Menteri Australia Tony Abbott pelit karena mengungkit-ungkit bantuan yang sudah diberikan kepada rakyat Aceh pada musibah tsunami 2004 silam. Miftah juga mengatakan bahwa penggalangan koin itu sebagai bentuk dukungan Pemerintah Indonesia untuk memberantas peredaran narkoba demi menyelamatkan generasi muda.

”Sudah membantu kok diungkit-ungkit lagi. Itu pelit,” tegas Miftah.

Selain Miftah, ada lima orang lainnya yang juga merelakan uang tabungannya untuk disumbangkan dalam aksi tersebut.

Hani Sutrisno, penggagas penggalangan koin untuk Australia, menjelaskan, penggalangan koin untuk Australia rencananya akan dilakukan hingga tujuh hari ke depan. Sebagai permulaan, penggalangan dimulai dari warga-warga di Desa Bahasa Ngargogondo atau sekitar tiga kilometer dari Candi Borobudur itu.

”Kita akan door to door ke rumah-rumah warga. Rencananya besok kita akan mengajukan izin untuk mengumpulkan koin di dalam kompleks Taman Wisata Candi Borobudur dan beberapa instansi lainnya,” papar Hani yang juga pendiri Desa Bahasa tersebut.

Hani mengatakan, aksi spontan penggalangan koin yang dilakukan pengajar dan siswa ini sebagai aksi protes pernyataan PM Australia Tony Abbott terkait bantuan korban tsunami Aceh. Selain itu, hal ini juga dilakukan untuk menunjukkan bahwa bangsa Indonesia masih mempunyai harga diri.

Hani menambahkan, hukuman mati terhadap dua warga negara Australia, Andrew Chan dan Myuran Sukamaran, sudah sepatutnya dilakukan karena, menurut dia, Indonesia memiliki kedaulatan hukum sendiri. Oleh karena itu, Australia dinilai tak pantas jika mengaitkannya dengan bantuan tsunami.

”Sebagai seorang pejabat, seharusnya PM Abbott tidak mengungkit-ungkit bantuan yang telah diberikan. Itu jelas telah melecehkan bangsa kami," tegas Hani.

Hani mengatakan, koin yang nantinya berhasil dikumpulkan akan dikirim langsung ke Aceh untuk kemudian digabung dengan koin yang terkumpul dari aksi serupa di berbagai daerah. Ia juga tidak menargetkan jumlah koin yang terkumpul nantinya.

”Kita targetkan sebanyak-banyaknya jumlah koin untuk diberikan kepada Australia. Supaya mereka tahu bahwa kita juga mampu mengembalikan uang hasil bantuan mereka kepada rakyat Aceh,” kata Hani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com