Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Monumen Jayandaru Dianggap Berhala, Ormas Islam Tuntut Pembongkaran

Kompas.com - 20/02/2015, 16:09 WIB
Kontributor Surabaya, Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com — Monumen Jayandaru di Alun-alun Kabupaten Sidoarjo diprotes sejumlah ormas Islam. Gerakan Pemuda Ansor, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan beberapa ormas Islam lain menilai, monumen berupa patung tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Mereka pun mendesak patung tersebut dibongkar. "Jika tidak, kami akan segel patung tersebut hari ini juga karena sudah sebulan lebih pembangun patung berjanji akan mengubah bentuk patung Jayandaru tersebut," kata Sekretaris Gerakan Pemuda Ansor Sidoarjo, Rizza Ali Faizin, Jumat (20/2/2015).

Menurut Rizza, pembahasan patung tersebut sudah tuntas di kalangan MUI Sidoarjo dan kalangan pesantren, yang tegas menolak replika sembilan patung berbentuk manusia sempurna setinggi 25 meter itu.

Monumen itu menggambarkan aktivitas masyarakat Sidoarjo yang mayoritas petani dan petambak. "Patung-patung tersebut menurut ajaran Islam diharamkan dan dianggap berhala karena bentuknya menyerupai manusia sempurna. Ini yang kami tidak sepakat karena Sidoarjo adalah kota santri," kata Rizza.

Patung Jayandaru, karya seniman rupa Wayan Winten, itu dibangun dengan dana corporate social responsibility (CSR) perusahaan pakan ternak PT Sekar Laut Sidoarjo. Rizza mengaku sudah bertemu dengan pihak perusahaan dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Sidoarjo dan sepakat akan mengubah bentuk menumen.

Namun, hingga waktu yang disepakati, yakni 19 Februari kemarin, belum ada tindakan nyata dari Pemkab Sidoarjo dan pihak perusahaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com