Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Banjarmasin, Nuryadi SPd, membenarkan bahwa kekerasan itu berlangsung dalam ruang kelas 4 sebuah SD di Kelayan Dalam pada 14 Februari 2013 silam.
Li, inisial nama siswi yang menjadi obyek kekerasan sejumlah teman-teman sekelasnya. Nuryadi mengatakan, kasus Li sejatinya telah berakhir damai dan diselesaikan dengan cara kekeluargaan baik antar pihak sekolah, guru, orang tua murid, hingga PGRI setempat.
“Kejadian ini sudah diantisipasi dan selesai tak lama kemudian. Tidak berlanjut ke polisi,” kata Nuryadi.
Pada hari Valentine tahun 2013, Bu Harti, guru kelas 4 sekolah itu mendadak kehabisan kapur tulis selagi sedang mengajar. Ia terpaksa mengambil sendiri kapur di ruang guru, tak jauh dari kelas. Tak lama setelah Bu Harti meninggalkan kelas, kekacauan terjadi.
Beberapa siswa menuduh Li menyembunyikan kapur tulis yang sempat dicari Bu Harti. Nuryadi mengatakan, tuduhan itu diungkap siswa siswi lain dengan cara bercanda yang di luar batas.
“Sebenarnya semacam senda gurau anak-anak. Mengarahkan senda gurau itu pada Li karena dianggap menyembunyikan kapur tulis,” kata Nuryadi.
Jadilah siswa-siswi sekelasnya mencandai Li dengan cara berlebihan. Seperti dalam video, ada yang menduduki punggung Li, memiting, menindih, menarik, bahkan menjambak rambut, hingga melakukan perbuatan mengarah pelecehan seksual.
Seorang siswa lain merekam perbuatan mereka. Nuryadi memastikan, aksi anak-anak itu bukan bermaksud menciderai Li.
“Jadi bukan pengeroyokan, meski ada yang menarik rambut, tapi itu karena anak ini hiperaktif,” kata Nuryadi.
Kejadiannya singkat, kata Nuryadi. Guru cepat kembali setelah mendengar kegaduhan. Kasus Li mencuat kembali ketika video kekerasan di sekolah ini beredar di media sosial. Li di-bully teman-temannya dengan perlakuan tak wajar terekam selama 1 menit 46 detik sambil disaksikan yang lain. Li tampak berusaha melawan sambil menangis. Tampak pula beberapa siswi lain cuma bisa melihat aksi tak terpuji teman-temannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.