Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Haul untuk Tuan Dikandang, Mengenang Sejarah Banda Aceh

Kompas.com - 15/02/2015, 09:49 WIB
Kontributor Banda Aceh, Daspriani Y Zamzami

Penulis

BANDA ACEH, KOMPAS.com - Warga Gampong (desa) Pande memperingati haul atau hari wafatnya ulama pendiri kerajaan aceh yang ke 895 tahun. Haul yang baru pertama kali diadakan ini bertujuan untuk mengingatkan kembali sejarah yang nyaris hilang di Kota Banda Aceh.

Makdum Abi Abdullah Syech Abdurauf al mulaqab Tuan Dikandang Syech Bandar Aceh Darussalam, dalam sejarahnya adalah ulama pertama yang menyebarkan dan mendalamkan Islam di Kutaradja alias Kota Banda Aceh.

Sang putra bernama Alaidin Johansyah didapuk sebagai sultan pertama dan mendirikan Kerajaan Aceh yang pertama setelah menyatukan banyak kerajaan kecil di wilayah Aceh. Berbagai peninggalan sejarah seperti batu nisan dan makam serta tapak kerajaan kini masih bisa disaksikan di Gampong Pande. Gampong Pande sudah dinobatkan sebagai titik nol kota Banda Aceh.

Mengenang sejarah ini, warga Gampong Pande mengadakan peringatan haul Tuan Dikandang yang dipusatkan di situs makam Tuan Dikandang dengan melakukan doa bersama dan diakhiri dengan makan bersama.

“Kegiatan ini murni swadaya masyarakat dan keluarga keturunan Tuan Dikandang, yang baru pertama kali diadakan ini merupakan upaya untuk mempertahankan sejarah yang ada," ujar Said Zulkarnain Alaydrus, tokoh Gampong Pande, Sabtu (14/2/2015) kemarin.

Dalam beberapa naskah seperti Atjeh-Nederlandsch Woordenboek (Kamus Aceh-Belanda) Jilid I menyebutkan bahwa lingkungan istana itu disebut dengan Kampong Pandee atau lengkapnya Gampong Pande Meunasah Kandang. Lingkungan Istana itu mencakup Gampong Jawa, Pande, Peunayong, Lambhuk, Leung Bata, Lamseupeung, Ateuk, Batoh, Baro, Keudah, Pasar Meuseujid Raya dan Peulanggahan.

Dalam naskah silsilah Kesultanan Aceh yang terdapat di University Malaysia, Gampong Pande itu merupakan pusat penyebaran Agama Islam pada tahun 510 H (1116 M).

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banda Aceh, Fadhil mengatakan, kawasan ini banyak menyimpan paradan dan situs yang berharga. “Kawasan ini sangat potensi kita membuat gampong wisata religi dan menjadi cagar budaya Aceh,” sebut Fadhil.

Nama besar Tuan Dikandang saat ini sudah diabadikan namanya di sebuah masjid yang terletak di gampong tersebut. Masjid tersebut dibangun hanya berkisar 300 meter dari makamnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com