“Satu pasang burung hantu itu bisa mengendalikan sebanyak lima hektar. Itu langkah baik dan kemarin kami mengirim 15 petani belajar mengelola burung hantu," jelas Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang WP Rusdiana, Kamis (12/2/2015).
Menurut dia, pemberantasan hama tikus melalui medium burung hantu bisa lebih efektif ketimbang dengan metode obat dan segala jenis alat lainnya. Jangkauan serta kemampuan burung hantu bisa dengan mudah memburu hama tikus. Biasanya, kata dia, burung hantu memakan tikus satu hingga dua ekor tikus. Namun setiap burung hantu bisa dengan mudah membunuh tikus dan tidak memakannya.
“Burung hantu itu lebih optimal dalam menjaga (sawah). Jika dibanding dengan obat hama tikus itu sangat jauh,” kata dia.
Dengan berkurangnya hama tikus, dia berharap produktivitas padi di musim panen mendatang bisa lebih melimpah dibanding sekarang ini.
Setelah mengirim para petani belajar, Dinas Pertanian nantinya akan melakukan uji coba burung hantu di lahan pertanian di Kecamatan Mijen. Lokasi yang nantinya dipilih adalah Kelurahan Kalimalang, tempat asal mayoritas petani yang dikirim ke Demak.
Menurut Rusdiana, petani yang dikirim ke Demak aalah mereka yang berani memelihara burung hantu. Sebab, kata dia, sebagian petani ada juga yang takut pada burung hantu.
“Kami kemarin kirim petani yang benar-benar berani dengan burung hantu. Karena burung itu banyak ditakuti, makanya kami kirim yang berani saja,” timpalnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.