Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Omongan Mendag Enggak Pengaruh, Pedagang Baju Bekas Raup Rp 2 Juta Sehari

Kompas.com - 06/02/2015, 14:00 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Sejumlah pedagang pakaian bekas atau yang biasa disebut "owolan" di Kota Magelang, Jawa Tengah, mengaku tidak terpengaruh dengan larangan perdagangan pakaian impor bekas dari Kementerian Perdagangan RI.

Konsumen masih banyak yang berbelanja pakaian "owolan" meski disebut ada potensi pakaian-pakaian bekas itu mengandung bakteri berbahaya.

Yulianto (31), salah satu pedagang "owolan" di Jalan Sudirman Kota Magelang, mengatakan penjualan masih sama dengan sebelum kebijakan itu diumumkan oleh Menteri Perdagangan RI, Rahmat Gobel, belum lama ini.

"Enggak ada pengaruhnya, penjualannya tetap sama, pelanggan masih banyak yang datang," ujar Yulianto, Jumat (6/2/2015).

Pria asal Palembang itu menyebutkan, setiap hari dia bisa mengantongi omzet antara Rp 1,5 juta sampai Rp2 juta. Sebagian besar konsumen adalah mahasiswa, meski ada juga masyarakat umum dari Magelang, Yogyakarta dan sekitarnya. Bahkan ada yang sengaja datang untuk kulakan "owolan".

Harga jual berkisar antara Rp 10.000 -Rp100.000. Namun ada juga yang Rp 500.000 khusus untuk jaket kulit.

"Owolan" yang dijual jumlahnya mencapai ratusan ribu lembar, terdiri dari kemeja, kaos, celana panjang, jas, dasi dan lain sebagainya. Pakaian "owol" tersebut adalah barang impor dari Jepang, Korea dan Amerika. "Terbanyak berasal dari Jepang dan yang paling laris produk jaket," ucap Yulianto, yang mengaku sudah 15 tahun berjualan pakaian "owolan".

Menurut Yulianto, ratusan pakaian "owolan" itu didrop bosnya dari Bandung. Pengiriman bisa satu sampai tiga bulan sekali dengan jumlah pengiriman bisa 3-4 bal. Setiap ada kiriman barang, maka stok barang yang lama tidak disingkirkan, melainkan tetap dijajakan dan ditumpuk.

"Dari sana (Bandung) sudah dicuci, diberi obat dan disortir. Kita hanya terima saja, dan menjualkan," ungkap dia.

Yuki (28), salah satu pembeli pakaian "owolan", mengaku sudah beberapa kali membeli pakaian di toko "owolan". Meski sebenarnya ia sudah mengetahui akan bahaya bakteri yang diduga terdapat pada pakaian-pakaian itu. Demi mengantisipasi tertularnya bakteri bahaya, Yuki memiliki beberapa trik sebelum memakai pakaian "owolan".

"Sebelum dipakai biasanya saya cuci dulu beberapa kali, pakai air panas, lalu dijemur, lalu disetrika. Untuk antisipasi saja," ujar Yuki. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com