Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Maulana Tewas Disiksa Polisi, Orangtuanya Melapor ke JPW

Kompas.com - 04/02/2015, 15:27 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Orangtua Maulana Rusadi (23), yang diduga menjadi korban penganiayaan anggota kepolisian hingga meninggal dunia, Rabu (4/2/2015) mengadu ke JPW (Jogja Police Watch).

Sumardi Harta (53) dan Sumartin (46) mendatangi kantor JPW karena menemukan kejanggalan dengan penyebab kematian anaknya. Mereka ingin agar misteri kematian Maulana dapat terkuak. "Kami mau mengadu, atas kejadian yang telah menimpa anak kami," ujar Sumartin di Kantor JPW.

Sumartin mengungkapkan, berdasarkan keterangan polisi, Maulana terjatuh dari mobil. Sementara ketika menjenguk di rumah sakit, di tubuh putranya tidak terdapat luka lecet. Namun justru luka lebam dan bengkak di wajah. "Kami merasa banyak kejanggalan," tegas dia lagi.

Atas dasar itulah, pada 2 Februari 2015 lalu, orangtua Maulana melapor ke Polda DIY terkait apa yang dialami putranya. "Sekarang kami ke JPW. Kami tidak terima kematian anak kami karena dianiaya polisi," ucap dia.

Menanggapi laporan ini, Jurubicara JPW, Baharudin Kamba menilai, alasan pihak kepolisian yang menyebut Maulana jatuh dari mobil tidak masuk akal. Sebab, secara logika jika ada yang ditangkap dan dimasukan ke dalam mobil, posisinya pasti di tengah dan diapit petugas. "Gimana bisa lompat dari dalam mobil? Ini yang menurut saya janggal," tandas Baharudin.

Berdasarkan keterangan orangtua Maulana, ada saksi mata kejadian itu. Saksi ini penting. JPW pun akan mengajukan permohonan perlindungan ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). "Ada saksi yang tahu jelas bahwa Maulana bukan melompat dari mobil. Nanti akan kita ajukan ke LPSK," ujar dia.

Selain mengajukan permohonan ke LPSK, JPW pun berencana akan segara melayangkan surat yang ditujukan kepada Polda DIY, Komnas HAM, Menteri Hukum dan HAM. "JPW akan mendampingi kasus ini sampai selesai," kata dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, Maulana yang adalah warga Gatak, Sumberagung, Moyudan, Sleman, menghembuskan nafas terakhirnya setelah dirawat intensif di RS Wirosaban, Yogyakarta, Minggu. Sebelumnya, pada Jumat (23/01/2015) siang, bersama empat rekanya ditangkap oleh aparat Polres Bantul dengan tuduhan terlibat penjabretan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com