Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Lecehkan Siswinya, Kepala Sekolah Bilang Tak Pernah Terjadi Apa-apa

Kompas.com - 22/01/2015, 18:09 WIB
Kontributor Mataram, Karnia Septia

Penulis


MATARAM, KOMPAS.com - MJ (38), Kepala SMK Nusa Dirgantara di Penujak, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), membantah tudingan yang menyebutkan dirinya telah melakukan pelecehan seksual terhadap beberapa siswinya.

"Di sini itu dalam proses belajar mengajar biasa-biasa saja, tidak pernah terjadi apa-apa. Semua isu di media itu, semua tidak benar. Walaupun ada laporan siswa, tidak benar semua itu," kata MJ saat dikonfirmasi, Kamis (22/1/2015).

Menurut MJ, pihaknya kaget terhadap gencarnya pemberitaan di media terkait dugaan pelecehan seksual yang menimpa tujuh orang siswi SMK penerbangan tersebut. Apalagi, dirinya dan oknum Guru Agama sekolah ini disebut-sebut sebagai pelaku pelecehan.

Dia menegaskan bahwa hal tersebut tidak benar. MJ menyatakan bahwa pemberitaan selama ini hanya sekedar isu belaka. Dia tidak mengetahui pasti, apa motif yang mendorong beberapa siswinya melapor kepada LPA dan kepolisian. Dia mengaku siap jika nantinya dipanggil oleh pihak kepolisian.

Kuasa hukum MJ, Hamdi SH MH mengatakan, pihaknya tengah mempersiapkan langkah-langkah hukum yang akan diambil selanjutnya. Ia menduga, ada oknum-oknum tertentu yang berusaha merekayasa kasus tersebut.

"Saya selaku kuasa hukum sedang mendalami mencari apa kebenarannya. Diduga ini hanya unsur fitnah yang ada, karena di sekolah ini tidak pernah terjadi apa-apa," kata Hamdi.

Sementara itu, 43 siswa di sekolah ini tetap menjalankan aktifitas pembelajarannya seperti biasa. Sejak didirikan tahun 2011 lalu, SMK Nusa Dirgantara telah meluluskan 30 siswa. Dari lulusan tersebut, 50 persen di antaranya telah bekerja.

Sebelumnya diberitakan, sebanyak tujuh orang siswi SMK di Penujak, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), diduga menjadi korban pelecehan seksual oleh kepala sekolah dan guru agama di sekolah tersebut.

"Teridentifikasi ada tujuh orang yang sudah jelas menjadi korban," kata Ketua Divisi Pelayanan Penanganan Kasus, Lembaga Perlindungan Anak (LPA) NTB Joko Jumadi, Selasa (20/1/2015).

Menurut Joko, mayoritas siswi yang menjadi korban pelecehan seksual tersebut masih duduk di bangku Kelas X SMK dan satu orang duduk di Kelas XII. Mereka berinisial AT (15) RZ (15) DS (17) FF (15) DY (15) AD (15) dan FT (15).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com