Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Minim Berbulan-bulan, Warga Geruduk Kantor PDAM

Kompas.com - 19/01/2015, 19:43 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis


MAGELANG, KOMPAS.com – Kantor PDAM Kota Magelang mendadak ramai didatangi puluhan warga Kampung Jagoan, Kelurahan Jurangombo Utara, Kecamatan Magelang Selatan, Senin (19/1/2015). Warga melakukan orasi mengungkapkan kekecewaan mereka karena air tidak lancar mengalir ke rumah-rumah mereka sejak beberapa bulan yang lalu.

Mustofa (55), salah satu warga, mengaku kesal lantaran PDAM tidak pernah memberikan alasan yang jelas mengapa air tidak mengalir. Akibatnya aktivitas warga terganggu.

“Kami kecewa pada PDAM yang tidak tanggung jawab atas ketidaklancaran aliran air ini," kata Mustofa di sela-sela aksi, Senin siang.

Warga kecewa dengan pelayanan PDAM karena berbanding terbalik dengan biaya bulanan yang dibebankan warga. Seharusnya, kata Mustofa, PDAM memberikan pelayanan terbaik karena selama ini warga tertib membayar tarif tersebut.

"Kami tertib membayar tarif bulanan. Kami telat bayar, pasti didenda. Sementara kami lancar bayar, ternyata pelayananannya mengecewakan,” ungkapnya.

Mustofa menjelaskan, selama 3-5 bulan ini air hanya mengalir sedikit. Itu pun hanya pada waktu-waktu tertentu, seperti pagi, siang, dan sore hari. Mayoritas hanya mendapat air dua ember setiap kali mengalir, sedangkan kebutuhan setiap hari lebih dari itu.

“Air dua ember hanya bisa untuk minum, sedangkan mandi susah. Untungnya, tertolong dengan adanya sumur Asrama Polisi (Aspol) yang bisa dibeli Rp 10.000 per bulan. Itu pun hanya terbatas,” papar Mustofa.

Warga juga merasa janggal, karena pada saat air macet ke rumah warga, penampungan air di Gunung Tidar justru selalu terisi penuh. Seharusnya, jika penampungan penuh maka air juga mengalir lancar ke rumah warga.

“Anehnya, air di penampungan itu tidak mengalir sampai kampung kami. Padahal, penampungan air itu untuk mengaliri kampung kami, termasuk kampung lain di Magelang Selatan. Kenapa airnya tidak sampai kampung kami,” papar Mimok (55), warga lainnya.

Mimok menambahkan, pihaknya sering melaporkan ketidaknyamanan ini ke PDAM. Petugas pun datang untuk mengecek saluran, dan ternyata tidak ditemukan kerusakan parah yang dapat menghambat aliran air. Warga pun mengancam tidak akan bayar kalau air tidak lancar.

Di kantor PDAM, mereka diterima langsung Direktur PDAM Kota Magelang, Heri Wibowo beserta jajaran. Kepada warga, Heri menjelaskan, ada beberapa kendala teknis di lapangan, seperti pipa pecah, debit air berkurang karena musim kemarau, alat MCB rusak, dan alasan lainnya.  

“Kami memahami, tapi kami sudah berupaya maksimal dengan menambah debit air melalui sumber-sumber yang ada. Seperti dari Kali Mas, Bandongan, dan Canguk. Termasuk kami selalu mengalirkan air jika penampungan di Gunung Tidar penuh dengan sistem buka-tutup,” ungkap Heri.

Pihak PDAM lantas menandatangani surat perjanjian yang menyatakan kesanggupan untuk membenahi aliran air bersih ke rumah warga maksimal tiga hari ke depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com