Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaji Kecil Membuat Tran Thi Tergiur Jadi Kurir Narkoba Bertarif Rp 60 Juta

Kompas.com - 17/01/2015, 11:01 WIB


SEMARANG, KOMPAS.com
- Penghasilan kecil seringkali menjadi alasan seseorang untuk berbuat kriminal. Tak terkecuali Tran Thi Bich Hanh alias Asyin, warga negara Vietnam yang dipenjara karena kasus narkotika.

Shinta Kusumawardhani, mentor kesenian sekaligus sahabat dekat Tran, mengisahkan bahwa rekannya itu merupakan sosok yang pantang menyerah.

"Saya mengajar dia bermain drama saat di dalam Lapas Bulu Semarang pada tahun 2013-2014. Saat itu dia bilang kalau sedang mengusahakan vonis hukuman matinya menjadi hukuman seumur hidup, dia sempat berkata kalau tidak mau mati," kata Shinta kepada Tribun Jateng, Jumat (16/1/2015).

Shinta menceritakan, selama di sel, Tran tekun belajar menjahit tas, dompet, hingga pakaian robek. Keahliannya itu yang kemudian membuat Tran mendapatkan penghasilan selama di balik jeruji besi.

"Teman-temannya di lapas sering menjahitkan berbagai jenis pakaian dan pernah-pernik ke dia, per item Rp 7.000. Dari situ dia dapat uang untuk membeli shampo, sabun, dan kebutuhan lain," ujar Shinta.

Menurut Shinta, Tran pernah bercerita bila dirinya sudah memiliki tiga orang anak di Vietnam. Tran juga mengaku kuliah dan bergelar master komunikasi. Tran juga mengaku pernah bekerja sebagai wartawan selama 5 tahun di sebuah surat kabar di Vietnam.

"Namun karena gaji seorang wartawan kecil, dia pindah ke Hongkong dan di sana mulai bekerja di sebuah perusahaan. Tetapi rupanya dia masih mengalami kesulitan ekonomi hingga akhirnya terjerumus jadi kurir narkoba. Ia mengaku mendapat upah Rp 60 juta setiap kali mengirim narkoba," kata Shinta yang merupakan seorang jurnalis di sebuah stasiun radio swasta.

Setelah tertangkap, menurut Shinta, Tran menyadari kesalahannya dan tidak mau menyesal berkepanjangan. Tran menyatakan siap menanggung risiko atas pekerjaannya sebagai kurir narkoba. Tran sadar betul bila konsekuensi atas mata pencariannya tersebut. Saat itu, kepada Shinta, Tran mengaku siap dihukum mati.

"Aku siap mati. Tetapi tolong jangan hukum saya di sini. Tembak mati saya di negara saya," kata Shinta menirukan ucapan Tran.

Tran bersama lima narapidana kasus narkotika lainnya akan menjalani eksekusi hukuman mati, tengah malam nanti. Tran akan dieksekusi di Lapas Boyolali, Jawa Tengah, sementara lima napi lainnya dieksekusi di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com