Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggul Jebol, Rumah Warga Pasean Terancam Terseret Ombak

Kompas.com - 12/01/2015, 11:11 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Warga Desa Tlonto Rajeh, Kecamatan Pasean, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, resah dengan rusaknya tangkis laut (tanggul penahan ombak) yang dibangun pada akhir Desember tahun 2013 lalu. Sebab, ketinggian ombak selama tiga hari terakhir mencapai lebih dari tiga meter.

Kini, sudah ada puluhan rumah warga yang roboh akibat diterjang ombak. Menurut Suja'i, salah satu warga Desa Tlonto Rajeh, dua minggu lalu hanya ada tiga titik di tanggul sepanjang 1.000 meter tersebut, yang ambruk diterjang ombak. Kini, sudah ada 10 titi yang ambruk dan materialnya terseret ombak.

"Kami khawatir kalau tidak cepat tertangani, maka tangkis itu akan bertambah rusak dan rumah-rumah warga semakin terancam," kata Suja'i, Senin (12/1/2015).

Suja'i mengatakan, sejak awal pembangunan tanggul, warga sudah was-was dengan material yang digunakan kontraktor, yakni tanah yang dibungkus dengan kantong kain. Sebab, selama beberapa tahun warga menggunakan batu gunung untuk untuk menahan hantaman ombak. Itu pun batu yang sudah dipasang rapi masih terseret ombak. "Keraguan itu terbukti sekarang, bahwa tangkis itu hanya berusia setahun sudah rusak," ujar dia.

Sementara itu, Bupati Pamekasan, Achmad Syafii saat dikonfirmasi soal rusaknya tangkis laut itu, justru menuding warga yang sengaja merusaknya. Besi pengait beton yang dijadikan penutup tanggul, sengaja dicuri oleh warga untuk dijual. Sehingga, ketika betonnya sudah tidak bisa menutupi, tanggul mudah diterjang ombak.

"Kami dapat laporan dari Camat jika besi pengait beton dicuri warga. Saya kecewa atas tindakan itu," kata Syafii.

Dulu, imbuh Syafii, warga sendiri yang meminta agar tanggul dibangun untuk melindungi rumah-rumah warga yang terancam roboh. Namun setelah dibangun, ternyata warga sendiri yang merusaknya.

Kini, segala kerusakan akan dilaporkan kepada Balai Besar Sungai Wilayah Brantas Surabaya, yang sejak awal menangani proyek senilai Rp 20 miliar itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com