Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemakaman Pendiri Ponpes Ngrukem Dihadiri Ribuan Pelayat

Kompas.com - 25/12/2014, 20:26 WIB


BANTUL, KOMPAS.com
- Pelayat tak henti-hentinya berdatangan ke Pondok Pesantren An Nur di Ngrukem, Pendowoharjo, Sewon, Bantul. Mereka ingin ikut berbela sungkawa atas wafatnya pendiri Ponpes Ngrukem yang juga tokoh Nahdlatul Ulama Bantul, KH Nawawi Abdul 'Aziz.

Mantan rois syuriah NU Bantul tersebut meninggal pada Rabu (24/12/2014) sekitar pukul 19.45 WIB di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Sardjito.

Pada saat dimakamkan Kamis (25/12/2014) siang tadi, ribuan orang baik santri maupun masyarakat umum datang untuk ikut mengantarkan kepergian KH Nawawi ke peristirahatan terakhir.

"Beliau sakit tua. Usianya sudah 89 tahun," kata KH Khudlori Abdul Azis yang mewakili pihak keluarga, Kamis (25/12/2014).

KH Khudlori bercerita, KH Nawawi merupakan putra kedua dari seorang petani di Dusun Tulusrejo, Grabag, Kutoarjo, Purworejo, Jawa Tengah yakni KH Adul Azis. Di umur 7 tahun, KH Nawawi sekolah di sekolah dasar (SD) pada pagi hari dan belajar di Madrasah Diniah Al Islam saat sore.

Kemudian malam hari mengaji ilmu fiqih dan Ushuludin bersama orangtuanya. Ia juga pernah belajar di Pondok Pesantren Lirab Kebumen selama 4 tahun.

Setelah itu KH Nawawi Abdul Aziz ditarik ke Ponpes Tugung di Banyuwangi saat masa penjajahan Jepang. Kemudian dua bulan setelah proklamasi, ia pulang ke Kutoarjo.

"Tidak lama setelah itu langsung meneruskan pendidikannya di Pondok Krapyak pimpinan KH Abdul Qodir Munawwir. Hanya dalam tiga bulan, beliau mampu menghafal 7,5 juz Alquran dengan baik," kisah KH Khudlori.

Beberapa lama setelah menuntut ilmu di Yogyakarta, KH Nawawi menikahi putri pendiri pondok pesantren Al Munawwir Krapyak, Nyai Hj Walidah Munawwir. Ia kemudian mendirikan Ponpes An Nur di Ngrukem dan memiliki ratusan santri.

KH Nawawi meninggalkan 11 putera/puteri dan 49 cucu. Menurut KH Khudlori, ia sempat meninggalkan wasiat kepada putera-puterinya untuk meneruskan perjuangan membesarkan Ponpes Ngrukem sebelum meninggal dunia.

"Beliau juga berpesan pada para santri agar terus mengaji. Bila tidak mengaji, maka harus mulang," tutur KH Khudlori.(Siti Ariyanti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com