Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Paniai Diminta Tidak Terprovokasi

Kompas.com - 10/12/2014, 11:45 WIB

JAYAPURA, KOMPAS.com — Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Papua Komisaris Besar Sulistyo Pudjo Hartono, Senin (8/12) malam, mengimbau kepada warga di Enarotali, Kabupaten Paniai, agar tidak terprovokasi dengan situasi yang terjadi di daerah itu.

Hal serupa juga diserukan kepada aparat kepolisian dan TNI di Enarotali. ”Peristiwa ini kami masih dalami, apakah ada pihak lain terlibat atau kejadian ini seperti apa,” katanya.

Berdasarkan pemberitaan Kompas (9/12), identitas lima warga yang tewas tertembak, Senin kemarin, adalah Bertus Gobai, Habakuk Degei, Neles Gobay, Saday Yeimo, dan Apinus Gobai. Didapat keterangan, empat orang tewas di tempat, sedangkan satu orang meninggal dunia dalam perawatan di RSUD Madi.

Ketua Lembaga Masyarakat Adat Kabupaten Paniai, John Gobay, saat dihubungi dari Kabupaten Sarmi, Selasa, mengatakan, pihaknya masih menunggu kedatangan Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Yotje Mende dan Panglima Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih Fransen Siahaan.

John menuturkan, situasi di Paniai telah kondusif pasca bentrok kemarin. ”Warga sudah mulai beraktivitas seperti biasa. Namun, ratusan anak tidak masuk sekolah,” katanya.

Yotje Mende saat dihubungi, mengatakan, dirinya telah menerjunkan tim khusus ke Paniai. Selain itu, kata Yotje, situasi keamanan di Paniai telah dapat dikendalikan.

”Sebanyak 19 anggota saya dari Direktorat Kriminal Umum telah berada di sana. Sebanyak satu peleton aparat kami dari Nabire pun akan mengamankan lokasi kejadian. Saya akan ke Paniai pada Rabu esok karena masih menunggu laporan selanjutnya dari Mabes Polri,” tuturnya.

Mengutip Antara, Yotje Mende menegaskan, dalam insiden kerusuhan di Paniai, Senin, tercatat empat orang tewas akibat tertembak.

”Warga yang tewas empat orang, bukan lima apalagi delapan,” kata Kepala Polda Papua di Jayapura, Selasa, seraya menambahkan, belum diketahui dengan pasti siapa pelaku penembakan.

Menurutnya, selain menyebabkan empat warga tewas, kasus tersebut juga menyebabkan lima anggota Polri dan TNI mengalami luka-luka.

Kerusuhan yang terjadi di Paniai, itu berawal dari kasus lalu lintas, namun untuk memastikan masih dalam penyelidikan, kata Yotje Mende, seraya menambahkan, saat ini tercatat 10 orang yang masih dirawat di RSUD di Enarotali.

Kasus kerusuhan itu sendiri berawal adanya perselisihan antara aparat dengan masyarakat di jalan raya hingga terjadi bentrok fisik.

Tim pencari fakta

Kepolisian Daerah Papua saat ini membentuk tim pencari fakta untuk mengungkap kasus kerusuhan di Kabupaten Paniai.

Yotje Mende kepada Antara di Jayapura, Selasa, mengatakan, tim pencari fakta itu dibentuk untuk mencari tahu apa yang menjadi penyebab terjadinya kasus tersebut sekaligus mengungkap siapa pelaku penembakan.

Menurut Kapolda, tim pencari fakta itu dipimpin oleh Direskrim Umum Polda Papua Komisaris Besar Dwi Irianto yang saat ini sudah berada di Enarotali.

Kini tim pencari fakta akan bekerja semaksimal mungkin sehingga dapat dipastikan asal peluru yang bersarang di korban berasal dari mana.

Yotje Mende juga berjanji bila ternyata temuan tim pencari fakta terungkap peluru itu berasal dari polisi, maka pihaknya tidak segan-segan memproses yang bersangkutan.

”Saya tidak akan menutup-nutupi kasus tersebut, apalagi dalam melaksanakan tugas sudah ada prosedur tetapnya yang harus dipatuhi setiap anggota,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com