Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Ratnadi Ismaon mengatakan, kesembilan lokasi prostitusi itu tersebar di sejumlah daerah, seperti enam lokasi di Kabupaten Nganjuk, satu lokasi di Kabupaten Lumajang, satu lokasi di Kota Mojokerto, dan satu lokasi lagi di Kabupaten Ponorogo.
"Dari sembilan lokasi prostitusi itu, tercatat masih ada 830 pekerja seks komersial (PSK) yang masih beroperasi," katanya, Jumat (5/12/2014).
Dalam waktu dekat, kata dia, Gubernur Jawa Timur Soekarwo akan kembali meluncurkan surat kepada empat kepala daerah tersebut agar segera melakukan upaya penutupan.
"Surat tinggal ditandatangani Gubernur, dan segera dikirim ke masing-masing daerah," tuturnya.
Sejak 2010, di Jawa Timur ada sekitar 47 lokasi prostitusi dengan jumlah PSK yang beroperasi lebih dari 7.000 PSK. Pemprov berupaya melakukan penutupan dengan bantuan masyarakat.
Ratnadi mengatakan, pihaknya akan memberikan Rp 3 juta bagi masing-masing PSK yang dientas dari lokasi prostitusi untuk modal usaha. Selain memberi modal usaha, Pemprov juga menyediakan pelatihan bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat.
Dia berharap, penutupan dapat berjalan lancar seperti penutupan lokasi prostitusi Dolly di Kota Surabaya, Juni lalu.
"Penutupan Dolly adalah contoh bahwa lokalisasi sebesar apa pun, jika pemerintah daerah berkomitmen menutupnya, pasti berhasil meskipun akan ada banyak halangan," pungkas Ratnadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.