Daftar telepon itu dipasang di bagian bawah atau akhir dari berita bencana yang ditayangkan media. Hal itu disampaikan Ganjar pada diskusi "Peranan Media Menghadapi Bencana" yang diselenggarakan Forum Wartawan Peduli Bencana di Semarang, Jumat (14/11/2014).
Metode pemasangan nomor telepon tersebut diyakini Ganjar bisa membantu penanganan bencana secara cepat dan tepat. "Di media apa pun, cantumkan nomor penting yang bisa diakses masyarakat sehingga hal ini bisa mengurangi risiko bencana, khususnya terhadap manusia dengan lebih baik," tandas dia.
Jangan ekspos kesedihan
Pada bagian lain, Dewan Pengarah Platform Nasional Penanggulangan Risiko Bencana (Planas PRB) Parni Hadi berharap media tidak mengekspos gambar ataupun tulisan yang mengerikan terkait bencana.
Media lebih baik untuk mengedepankan berita pengharapan dan bukan justru menjual unsur drama. Tulisan dan peliputan bencana juga lebih baik yang memberikan unsur semangat kepada korban atau pembaca.
"Saat ini bencana yang dijual media adalah unsur drama, gambar, dan tulisan dramatik, korban bencana merintih kesakitan, itu dianggap laku dijual, ini yang harus diubah," ungkap dia.
Terkait hal itu, Parni Hadi mengimbau Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk melakukan pertemuan dengan pemilik dan pemimpin redaksi agar bisa menyamakan persepsi soal pemberitaan bencana.
Selain itu, wartawan diharapkan tidak hanya menjadi pelapor, tetapi juga menjadi pelopor, inisiator, mediator, serta sponsor dalam setiap peristiwa bencana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.