Dari pantauan di lapangan, pertama, ada lima orang anggota polisi dikejar oleh para mahasiswa dari Universitas Indonesia Timur (UIT) dan puluhan preman. Kelima anggota polisi itu sedang bertugas mengalihkan arus kendaraan di jalan Trans Sulawesi yakni Jl AP Pettarani ke jalan alternatif lainnya. Kelima anggota lalu berlari menyelamatkan diri.
Kemudian, saat sejumlah anggota Patroli Motor (Patmor) hendak melintas, mereka dikejar dan dilempari batu. Kawanan mahasiswa dan preman ini lalu merusak seluruh fasilitas umum seperti lampu lalu lintas, meteran lampu jalan, dan papan bicara.
Selain itu, mereka memblokir jalan penuh dan membakar ban bekas di sekitar 10 buah ban bekas.
Saat Kepala Polrestabes Makassar, Komisaris Besar (Kombes) Polisi Feri Abraham dan rombongannya datang, mahasiswa dan preman masih saja melempari polisi. Akhirnya, polisi melepaskan tembakan gas air mata dan kawanan itu berhasil dipukul mundur.
Warga Kota Makassar yang kesal dengan ulah mahasiswa kemudian membantu polisi menyerang mahasiswa dan komplotan preman. Hingga kini, aksi saling lempar antara warga dan mahasiswa yang dibantu dengan preman masih terus berlangsung.
Kebrutalan para mahasiswa dan preman ini terjadi setelah terjadi bentrokan dengan aparat kepolisian saat berdemonstrasi menolak kenaikan harga BBM di depan kantor DPRD Makassar, Kamis (6/11/2014) kemarin.
Sembilan pendemo anarkis sempat diamankan polisi. Namun, mereka kemudian dibebaskan paksa oleh ratusan mahasiswa UIT yang dibantu dua anggota DPRD Makassar, Busranuddin B Tika dan Fahrudin Rusdi, pada malam hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.