Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Wahai Anggota DPR, Segeralah Bekerja untuk Rakyat!"

Kompas.com - 06/11/2014, 14:42 WIB
Kontributor Semarang, Puji Utami

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com — Puluhan mahasiswa dari PMII Walisongo Semarang menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Jawa Tengah, Jalan Pahlawan, Semarang, Kamis (6/11/2014). Mereka menuntut para anggota DPR RI segera menghentikan drama dualisme kepemimpinan dan segera bekerja untuk rakyat.

Sudah satu bulan dilantik, tetapi para anggota DPR itu justru terpecah dan meributkan jabatan di alat kelengkapan Dewan. "Kami minta leburkan dualisme di DPR RI atas nama rakyat! Wahai para anggota DPR segeralah bekerja untuk rakyat!" kata koordinator aksi, Zainal Abidin.

Peserta aksi itu melakukan orasi dan membawa sejumlah poster yang berisi tuntutan. Mereka juga menyatakan jika konflik di DPR tidak kunjung usai, para mahasiswa akan menuntut DPR untuk dibubarkan.

Peserta aksi juga membawa tikus sebagai simbol koruptor dan melakukan aksi teatrikal di depan Gedung DPRD. Drama perpecahan sebenarnya bukan hanya terjadi di DPR RI, kondisi serupa sempat terjadi di DPRD Jawa Tengah. Sebab itu, para mahasiswa juga menuntut anggota DPRD Jateng untuk berkomitmen agar tidak ada lagi perpecahan.

Dalam aksi tersebut, perwakilan Fraksi PDI-P dan Partai Gerindra DPRD Jateng menandatangani pernyataan damai. Pernyataan itu ditandatangani oleh perwakilan Fraksi PDI-P Messy dan dari Fraksi Partai Gerindra, Sriyanto Saputro.

Para wakil rakyat itu berjanji, meski di DPRD Jateng sempat ada gejolak saat pembentukan alat kelengkapan Dewan, tidak akan lagi ada perpecahan. "Di sini tidak ada kubu KIH maupun KMP, PDI-P dan Gerindra dan fraksi lainnya di Jateng tidak akan mengikuti perpecahan seperti yang terjadi di Senayan. Semua atas nama rakyat," kata Messy.

Sriyanto Saputro dari Fraksi Gerindra menambahkan, beberapa hari lalu memang sempat terjadi gejolak di DPRD Jateng. Ia mengakui situasi sedikit memanas, tetapi saat ini sudah menyatu. "Tapi tidak sama dengan yang ada di sana (Senayan), kita mengacu pada peraturan, di sini tidak ada DPRD tandingan," ujar dia.

Drama yang terjadi di DPRD Jateng hampir mirip dengan yang terjadi di DPR RI. Hanya saja, memang tidak ada DPRD tandingan seperti di Senayan. Pada rapat paripurna dengan agenda pembentukan alat kelengkapan anggota Dewan periode 2014-2019 pada 22 Oktober lalu, sejumlah fraksi dari KMP melakukan aksi walk out.

Hal itu dilakukan karena merasa pemberitahuan rapat sangat mendadak sehingga tidak sempat menyodorkan nama. Terdapat dua kubu yang berseteru. Kubu pertama ialah Fraksi PDI-P, Demokrat, PKB, dan PPP. Kubu kedua ialah Fraksi Partai Gerindra, PAN, PKS, dan Golkar.

Meski ada sejumlah fraksi yang walk out, rapat paripurna tetap dilanjutkan dan alat kelengkapan Dewan terbentuk. Namun, konflik tersebut tidak berlangsung lama. Beberapa hari kemudian perebutan jabatan alat kelengkapan Dewan di DPRD Jateng itu berakhir damai. Dua kubu telah menyatakan bersedia berbagi kekuasaan demi kelangsungan pembangunan dan demi rakyat Jawa Tengah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com