Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Didukung Masyarakat, Kapolda Jabar Pastikan Jam Hiburan Malam Tetap Dibatasi

Kompas.com - 28/10/2014, 22:50 WIB
Kontributor Bandung, Rio Kuswandi

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com - Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat Inspektur Jendral Mochamad Iriawan menegaskan, kepolisian akan tetap memberlakukan pembatasan jam hiburan malam di Kota Bandung, Jawa Barat. Iriawan menegaskan, dirinya tidak akan mencabut aturan itu.

"Saya tetap komit pada imbauan saya yang pertama. Saya mengimbau tetap membatasi operasional jam hiburan malam di Bandung," tegas Iriawan di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung, Jawa Barat, Selasa, (28/10/2014).

Iriawan mengatakan, bahwa dengan adanya pembatasan jam hiburan malam ini, memang ada yang mengkritik dan meminta mencabut pemberlakukan pembatasan jam hiburan malam tersebut. Kemarin, para pengusaha hiburan malam di Bandung menggeruduk kantor Pemerintahan Kota Bandung, menuntut agar Wali Kota Bandung segera mencabut pemberlakuan pembatasan jam hiburan malam di Bandung, salahsatu alasannya atas aturan itu, pendapatan pengusaha hiburan malam menurun.

Meski begitu, kata Iriawan, hal yang sebaliknya justru berbeda dengan apa yang disampaikan masyarakat.

"Masyarakat justru mendukung dengan imbauan (pembatasan jam hiburan malam ini), dengan pembatasan jam malam ini ada banyak manfaatnya, daripada madharatnya," kata Iriawan.

Manfaatnya, kata Iriawan, di antaranya, situasi kamtibnas jadi semakin kondusif, peredaran minuman keras berkurang, peredaran narkotik berkurang dan juga para PSK yang sering mangkal dipinggir jalan juga berkurang, termasuk tempat prostitusi lainnya.

"Jadi kita menolong lah untuk warga Bandung, Jawa Barat, untuk mendukung penduduk kita yang lebih mendukung yang banyak baiknya daripada mudharatnya, iyah kan, masa itu tidak didukung," katanya.

Iriawan menambahkan, beberapa waktu yang lalu ada salahsatu media yang menulis bahwa Provinsi Jawa Barat adalah provinsi dengan potensi konflik tertinggi di Indonesia. "Tapi, setelah ada imbauan ini (pembatasan jam hiburan malam) alhamdulillah tidak (terbukti Jabar sebagai potensi konflik tertinggi di Indonesia," katanya.

Iriawan menegaskan, bahwa pemberlakuan jam malam ini harus tetap dilakukan. Dampaknya dari pembatasan jam hiburan malam ini di Bandung yang melahirkan, situasi kamtibmas yang kondusif, menurunnya peredaran miras, menurutnya peredaran narkoba, dan menurunnya para PSK yang mangkal dipinggir jalan dan tempat prostitusi, menjadi contoh untuk provinsi dan kota lain yang ada di Indonesia.

"Sudah lah, Bandung, Jawa Barat ini dikenal dengan daerah yang religius, religinya bagus, sehingga banyak kota dan provinsi lain yang belajar kepada kita, katanya di Bandung, Jawa Barat, bisa 'begini', itu bagaimana ceritanya, kan gitu. Makanya, ini (pembatasan jam hiburan malam) harus didukung karena atas pemberlakuan jam malan ini banyak manfaatnya daripada mudharatnya," pungkas Iriawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com