Park Management Coordinator World Wildlife Fund (WWF) Project Lampung, Ali Rizqi Arasyi, Jumat (10/10/2014), mengatakan, daerah rawan konflik antara gajah dan manusia terdapat di Desa Sukaraja, Kabupaten Tanggamus, Desa Pemerihan, Suberejo Pesisir Barat, serta Desa Lumbok Kabupaten di Lampung Barat.
Desa Lumbok merupakan hutan lindung yang mulai beralih fungsi menjadi areal pertanian ilegal milik warga.
"Kelompok gajah ini turun karena mencari sumber-sumber air selain menyantap makanan kesukaan gajah yang merupakan hasil panen warga," kata Ali.
Makanan yang disukai gajah tersebut di antaranya jagung, padi, dan lainnya. "Kami sudah meminta warga untuk mengubah tanaman komoditas yang tidak disukai gajah, tetapi sepertinya masih sulit untuk diarahkan," ujar dia lagi.
Dalam mengantisipasi konflik antara gajah dan manusia, WWF memberi pembinaan kepada penduduk setempat agar mereka dapat menghalau gajah tanpa harus menyakiti, apalagi sampai membunuh.
Selain itu, Ali menambahkan, pihaknya memasang menara-menara pemantau gajah di permukiman warga, juga menerjunkan gajah jinak untuk mencegah konflik dengan manusia.
Keberadaan gajah jinak, kata Ali, sangat signifikan menghalau gajah liar masuk ke kawasan hutan lindung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.