BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com — Mayang Prasetyo (27), korban pembunuhan dan mutilasi di Brisbane, Australia, diketahui sebagai transjender. Ia dibunuh suaminya, Marcus Pieter Volke, yang tinggal bersama di sebuah apartemen.
Menurut ibunya, Nining Sukarni, Mayang terlahir sebagai laki-laki dengan nama asli Febri Andriansyah. Namun, setelah dewasa, Mayang memutuskan untuk mengubah penampilannya menjadi seperti perempuan.
Sejak kecil, kata Nining, Mayang sudah bertingkah seperti perempuan. Hal ini antara lain terlihat dari kesukaannya terhadap boneka, yang menjadi mainan kesayangannya.
"Setiap dibelikan mainan laki-laki, dia tidak mau menggunakannya," ujar Nining Sukarni saat bercerita soal anaknya, di rumahnya di Lampung, Selasa (7/10/2014).
Menjelang dewasa, Febri meyakini dirinya sebagai perempuan. Ia pun menceritakannya secara terbuka kepada keluarganya. Pada 2009, ia pergi ke Thailand untuk melakukan operasi payudara dan wajah. Sebelum operasi, Febri pun sempat memberi tahu Nining lewat sambungan telepon.
"Saya bilang, apa kamu sudah pikir panjang. Dia jawab sudah bulat karena (merasa dirinya) perempuan," tutur dia. Sejak saat itu, Febri mengubah nama panggilannya menjadi Mayang Prasetyo, lalu melanglang buana.
Mayang menjalin cinta dengan Marcus Volke, seorang koki yang ditemui di kapal pesiar. Menurut keluarga, mereka bahkan telah memutuskan menikah pada 2013. Siapa menyangka, kisah cinta tersebut berakhir tragis. Volke membunuh Mayang dengan memutilasi dan memasak bagian tubuhnya. Volke kemudian bunuh diri. (Wakos Gautama)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.