Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Percaya Polisi, Korban Tawuran Minta Perlindungan TNI

Kompas.com - 06/10/2014, 15:55 WIB
Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati

Penulis

KENDARI, KOMPAS.com - Puluhan ibu dan anak-anak dari Kelurahan Gunung Jati, Kecamatan Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) mendatangi Markas Komando Resor Militer (Korem)143/ Haluoleo, Kendari, Senin (6/10/2014). Kedatangan mereka bukan untuk berunjuk rasa, namun meminta perlindungan dari anggota TNI, menyusul serangkaian aksi kekerasan antar lorong yang menimbulkan korban jiwa dan materi.

Di hadapan Komandan Korem (Danrem) 143/Haluoleo Kendari, Kolonel Andi Sumangerukka, warga mengaku sangat ketakutan dan trauma jika bentrokan kembali pecah. Pasalnya, warga tidak bisa beraktivitas di luar rumah, termasuk anak-anak mereka yang hendak mengerjakan tugas sekolah.

"Bagaimana kita tidak takut, Pak, kalau sudah terjadi kerusuhan, sembarang mereka hantam. Warungku terpaksa tutup karena orang-orang suka ambil barang jualanku, tidak aman mi kita tinggal di sana, Pak," ungkap salah seorang ibu dari lorong Kodok, Kelurahan Gunung Jati saat ditemui Danrem Kendari, Senin (6/10/2014).

Seorang warga yang namanya minta dirahasiakan menjelaskan, jika aparat keamanan tidak bertindak tegas dan tebang pilih dalam menuntaskan aksi kekerasan antar warga, maka tak ada jaminan kerusuhan bisa meluas ke wilayah lainnya.

"Sudah sering mi kejadian dan korban berjatuhan, masa kita mau biarkan terus terjadi. Dulu ribut antar-lorong barat dan lorong timur, sekarang lorong timur menyerang warga di lorong Kodok dan selalunya lorong timur yang memulai," tuturnya sambil menangis.

Ia menuding polisi tidak profesional dalam menangani kasus kekerasan antar-warga itu. Pasalnya, beberapa pelaku kekerasan tidak ditahan dengan alasan di bawah umur, sementara mereka berkeliaran melakukan aksi kerusuhan.

"Semalam ricuh lagi, Pak, tukang ojek ditebas dan sekarang dia masih dirawat di rumah sakit karena kritis. Polisi malah menangkap warga lorong Kodok yang tidak tahu ada kejadian seperti itu," imbuhnya.

Oleh karena itu, warga meminta perlindungan anggota TNI dengan melakukan pengamanan di wilayah mereka.

"Bukannya kami tidak percaya sama polisi, tapi kenyataan polisi hanya lihat-lihat saja orang bawa parang bukan ditindaki, Pak. Malah semalam polisi menangkap anak saya dan menginjak-injak, padahal dia belum tentu pelakunya," tukas warga yang lain.

Danrem 143/ Haluoleo Kendari, Kolonel Andi Sumangerukka menyatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Kapolda Sultra terkait masalah ini. Pihaknya tidak bisa langsung menangkap orang karena itu kewenangan kepolisian.

"Aspirasi ibu-ibu saya terima dan kami akan berkoordinasi dengan Pak Kapolda dulu, ya. Kami hanya bisa membantu polisi untuk melakukan pengamanan di sana, Bu," terang Danrem.

Puluhan ibu dan anak-anak kemudian membubarkan diri. Mereka lalu menuju Markas Polda Sultra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com