Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elpiji 12 Kg Naik, Pengusaha Pakai Kayu Bakar

Kompas.com - 13/09/2014, 17:52 WIB
Kontributor Probolinggo, Ahmad Faisol

Penulis


PROBOLINGGO, KOMPAS.com – Kenaikan tabung gas elpiji 12 kg membuat pengusaha UKM dan PKL kelabakan. Sebab, kenaikan itu akan mempengaruhi harga produk yang mereka jual. Sebab, para konsumen kebanyakan masih pikir-pikir untuk membeli barang yang harganya mengalami kenaikan.

Salah satu pengusaha yang terpengaruh dengan kenaikan itu adalah Abdul Qodir, pembuat tempe di Kelurahan Pilang, Kota Probolinggo, Jawa Timur. Menurut dia, kenaikan elpiji itu membuatnya memutar otak untuk memasang strategi penjualannya.

Menaikkan harga tempe jelas berisiko, sementara mengurangi ukuran tempe juga berisiko. Untuk memproduksi tempe, dirinya mengaku menggunakan bahan bakar tabung gas elpiji. Namun, untuk mengimbangi adanya kenaikan harga tersebut, kini ia beralih menggunakan bahan bakar dari kayu.

“Kita beralih bahan bakar produksi itu untuk mengimbangi biaya pengeluaran. Kalau menggunakan elpiji yang 12 kg, jangankan impas, kita saja sudah pasti rugi. Dengan mengggunakan kayu bakar, biaya produksi bisa ditekan,” katanya, Sabtu (13/9/2014).

Jika tidak beralih bahan bakar, imbuh dia, akan berpengaruh terhadap harga tempe di pasaran. Sementara, dengan menaikkan harga tempe di pasaran, ia masih berpikir dulu. Karena nanti akan berimbas terhadap pelanggan.

Sedangkan PKL penjual nasi goreng di sekitar alun-alun Kota Probolinggo bernama Badri, terpaksa mengganti elpiji 12 kg menjadi elpiji 3 kg. Kalau terus menggunakan elpiji 12 kg, pelanggannya bisa kabur. Elpiji ukuran 3 kg membuatnya bisa menjual nasi goreng dengan harga tetap, Rp 7.000 per porsi.

Tak hanya pengusaha tempe dan PKL, ibu-ibu rumah tangga yang menggunakan elpiji 12 kg kini ramai-ramai menggunakan elpiji 3 kg. Salah satu pemilik toko di Jl Cempaka Kelurahan Sukabumi, Farid, sepekan terakhir banyak warga yang mencari gas elpiji 3 kg.

“Konsumen yang beralih ke elpiji 3 kg itu, karena mereka menggap kenaikan harga tersebut terlalu mahal. Sehingga, langkah alternatif menghadapi kenaikan tersebut dengan cara beralih elpiji yang lebih kecil. Saya sering kehabisan stok elpiji 3 kg,” jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com