Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Citro Sempat Tak Bernapas 15 Menit di Bawah Timbunan Tanah

Kompas.com - 12/09/2014, 16:22 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com — Citro Parmin (51) tidak henti-hentinya mengucap syukur kepada Tuhan meski beberapa bagian tubuhnya mengalami luka lecet dan memar. Betapa tidak, Citro nyaris kehilangan nyawa akibat tertimpa tanah longsor saat bekerja di proyek pembangunan jembatan Bagongan, Mujen, Bojonegoro, Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jumat (12/9/2014) siang.

Warga Dusun Mbeladu, Desa Cerukan, Kecamatan Juwengi, Kabupaten Boyolali, itu bahkan sempat tidak dapat bernapas selama lebih kurang 15 menit di bawah timbunan tanah sedalam lima meter. Beruntung, nyawa Citro tertolong setelah sejumlah warga menolongnya.

"Di dalam tanah, saya sudah pasrah, tidak bisa bernapas, gelap, tetapi saya terus berdoa dan menyebut nama Allah," ujar Citro saat ditemui Kompas.com di UGD RSU Tidar, Kota Magelang.

Citro lantas bercerita, musibah tanah longsor itu terjadi sekitar pukul 11.50 WIB. Saat itu, dia, bersama sejumlah temannya sesama pekerja, sedang memasang beberapa komponen fondasi jembatan. Sebelum musibah terjadi, ia sudah curiga karena tanah di sekitar lokasi proyek jembatan terlihat retak-retak. Ia pun sempat memperingatkan temannya, Jasman (78), untuk berhati-hati dan tidak terlalu dekat dengan tebing tanah.

Tidak lama setelah itu, ia mendengar suara gemuruh dan seketika saja tebing tanah setinggi 10 meter itu runtuh. Citro tidak mampu menyelamatkan diri, begitu juga temannya, Jasman dan Slamet (35), yang juga berada di sekitar lokasi.

"Saya berusaha berteriak Allahu Akbar! Allahu Akbar! Tidak lama kemudian kepala saya terasa dingin, saya lihat cahaya. Rupanya teman-teman sedang berusaha menolong saya, beruntung saya masih sadar saat itu," ucap Citro yang sudah bekerja selama dua bulan pada proyek tersebut.

Upaya pertolongan terhadap dirinya sempat mengalami kendala karena hanya menggunakan alat seadanya, seperti linggis, gorok, dan peralatan sederhana lainnya. Terlebih lagi, tangan dan kaki Citro terjepit kayu sehingga tubuhnya sulit diangkat. Akibatnya, Citro mengalami luka lecet di kaki dan tangan, serta memar di bagian punggung.

Kondisi serupa juga dialami korban lainnya, Jasman, yang berasal dari Kluwan, Kecamatan Penawangan, Kabupaten Purwodadi. Ia mengalami luka sobek di leher, pipi, dan telapak kaki. Sementara itu, Slamet, warga Juwangi, Kabupaten Klaten, juga mengalami lecet di beberapa bagian tubuhnya. Mereka juga masih terguncang sehingga belum mampu berbicara.

"Saya berharap ada bantuan pengobatan dari pihak pemegang proyek. Bentuknya bagaimana, terserah mereka," harap Citro.

Hingga berita ini ditulis, belum ada keterangan resmi dari pemegang proyek jembatan tersebut. Berdasarkan informasi yang dihimpun, proyek pembangunan jembatan Bagongan diketahui sudah dilaksanakan pada tanggal 23 Juni lalu oleh PT Permata Alam Sakti. Proyek senilai Rp 2,726 miliar dari APBD Kabupaten Magelang itu akan dikerjakan dengan masa pengerjaan selama 180 hari kalender.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com