"Rata-rata per hari menerima sebanyak 90 tindakan cuci darah, baik pasien yang menjalani rawat jalan maupun rawat inap," kata Kepala Bidang Penunjang Medis RSUP Sanglah dr Ken Wirasandhi di Denpasar, Selasa (12/8/2014).
Ken mengatakan, penderita gagal ginjal yang membutuhkan cuci darah semakin meningkat di RSUP Sanglah sehingga pasien yang ingin melakukan tindakan tersebut harus antre menunggu giliran. "Setiap pasien cuci darah selalu diberikan jadwal dan saat ini memang masih ada yang menunggu," ujar Ken.
Ken mengaku RS Sanglah sudah berusaha secara optimal. Semua fasilitas cuci darah yang ada terus ditambah sehingga pasien yang akan melakukan tindakan tersebut tidak menunggu terlalu lama.
Ken mencontohkan, pasien yang menderita gagal ginjal biasanya rutin seminggu dua kali melakukan cuci darah. Namun, akibat banyaknya pasien yang melakukan cuci darah, RSUP Sanglah menerapkan kebijakan cuci darah seminggu sekali untuk seorang pasien.
"Agar semua pasien dapat pelayanan optimal dan mengurangi antrean, kami menjadwalkan pasien tersebut untuk seminggu sekali cuci darah. Sebenarnya ideal untuk melakukan cuci darah harus dua kali seminggu," ujar Ken.
Ken menambahkan, apabila antrean untuk cuci darah tersebut terus berlangsung dikhawatirkan akan memengaruhi kualitas hidup pasien. Ken mengatakan, kini RSUP Sangalah memiliki 47 alat cuci darah yang berada di ruangan Haemodialisa. Namun, jumlah itu masih kurang untuk melayani banyaknya pasien yang melakukan cuci darah.
"Bulan depan akan ditambah tiga alat cuci darah lagi. Namun, walaupun ditambah, tetap masih kurang," ujar Ken.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.