Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Bengkulu Jadi Tempat "Nyaman" bagi Teroris?

Kompas.com - 07/08/2014, 15:54 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.com — Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bengkulu Rohimin mengungkapkan alasan mengapa Bengkulu menjadi tempat yang "nyaman" bagi perkembangan terorisme. Ada tiga istilah terorisme, yakni basis, transit, dan semai, yang semuanya bisa berjalan dengan baik di Bengkulu.

Tiga hal itu merupakan mekanisme pendidikan dan pengaderan terorisme gerakan radikal. "Bengkulu ini tempat yang 'nyaman' bagi pelaku terorisme. Di sini tempatnya pembasisan, transit, dan menyemai kader teroris, tetapi beraksi di tempat lain," kata Rohimin, Kamis (7/8/2014).

Hal ini, kata dia, dapat dilihat dari beberapa tindakan bom bunuh diri yang dilakukan di berbagai daerah Indonesia. Pelakunya ternyata pernah singgah selama beberapa bulan di Bengkulu.

Kultur masyarakat Bengkulu yang "cuek", tak ambil pusing dengan aktivitas orang lain, juga menjadikan wilayah ini lokasi yang ideal bagi para teroris. Selain itu, secara historis, masuknya Islam ke Bengkulu hanya "transit". Artinya, Islamnya tak mengakar secara kuat. Hal ini berbeda dengan Provinsi Sumatera Barat dan Kalimantan, dengan kondisi bahwa ulama tumbuh dari masyarakat setempat.

Hal ini semakin diperkuat lagi dengan adanya ikatan darah warga asli dengan pendatang yang mungkin kebetulan membawa ajaran-ajaran radikal. "Misalnya ada warga lokal yang memiliki kultur dan keturunan yang terlibat dalam NII dan DI/TII, ini mereka bisa berinteraksi dan terkristalisasi menjadi pengikut," kata Rohimin.

Sebelumnya, Kepala Polda Bengkulu Brigjen Pol Tatang Soemantri telah memberikan tanda bahwa terdapat tiga kabupaten yang menjadi pantauan terkait perkembangan paham radikal, yakni Kabupaten Bengkulu Utara, Rejang Lebong, dan Kaur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com