Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/07/2014, 15:39 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis


UNGARAN, KOMPAS.com — Coretan angka di formulir C1 TPS 01 Desa Lerep, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, dibawa ke Mahkamah Konstitusi (MK). Hal itu menjadi salah satu materi dalam sengketa perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) yang diajukan kubu Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa pada 26 Juli 2014 lalu.

Terkait hal itu, KPU Kabupaten Semarang menggelar rapat pleno pembukaan kotak Pilpres 2014 TPS 1 Desa Lerep yang dihadiri Panwaslu, serta saksi dari kedua capres dan pihak kepolisian, Kamis (31/7/2014) siang.

Ketua KPU Kabupaten Semarang Guntur Suhawan mengatakan bahwa KPU membuka kotak tersebut untuk mengambil alat bukti obyek sengketa berupa formulir C1 plano, C1 folio berhologram dan salinan C1 folio, serta dokumen pendukung lainnya.

"Kami menindaklanjuti surat edaran KPU mengenai persiapan penyelesaian PHPU pilpres dan gugatan tim pembela Merah Putih (Prabowo) yang teregistrasi di MK," kata Guntur.

Menurut Guntur, corat-coretan pembetulan pada formulir C1 TPS 1 Lerep ini terbilang unik. Awalnya, corat-coretan ini dipermasalahkan oleh saksi dari kubu Jokowi-JK pada saat rapat pleno rekapitulasi tingkat kabupaten.

"Kami sebenarnya sedikit bingung. Kemarin hal ini dipersoalkan oleh saksi nomor dua. Bahkan dikuati oleh Panwas sehingga ada penghitungan ulang. Nah sekarang malah dipermasalahkan oleh tim nomor satu ke MK," kata Guntur sembari tersenyum.

Selisih satu suara

Keberatan tim Jokowi-JK dan Panwaslu kala itu didasarkan atas perbedaan penulisan pada formulir C1. Saat itu, jumlah pemilih yang hadir adalah 205 orang seperti tertulis di formulir C7, sementara jumlah total suara sah dan tidak sah hanya 204 lembar. 

"Dalam C1 ada satu pemilih dengan KTP, tetapi sebenarnya sudah tercatat sesuai DPT," kata Guntur.

Meski demikian, imbuh Guntur, hal itu tidak memengaruhi hasil penghitungan suara, dan tidak dipersoalkan di tingkat PPK. Namun dalam rapat pleno tingkat kabupaten, perihal coretan dan selisih satu suara itu kembali diangkat Panwaslu yang merekomendasikan penghitungan ulang.

"Saat itu pun sudah selesai dan terungkap kembali bahwa pemilih memang 204 orang. Surat suara sah 203 lembar dan satu suara tidak sah. Saat itu, baik Panwas, maupun para saksi, sudah menerima," ujarnya.

Meski demikian, imbuh Guntur, pihaknya menghormati hak konstitusi pasangan Prabowo yang belakangan mempersoalkan masalah ini ke MK.

"Besok kita akan bawa alat bukti ini ke Jakarta," imbuhnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com