Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil: Mudik adalah Ritual Paling Mematikan di Dunia

Kompas.com - 23/07/2014, 15:10 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com — Wali Kota Bandung Ridwan Kamil turun langsung memeriksa kelayakan bus yang akan digunakan pemudik di Terminal Antarkota Antarprovinsi (AKAP) Cicaheum, Kota Bandung, Rabu (23/7/2014).

Selain memeriksa kendaraan, pria yang akrab disapa Emil ini juga memantau jalannya tes kesehatan sopir bus. Menurut Emil, pemeriksaan terhadap kendaraan dan sopir harus dilakukan secara rutin agar para pemudik yang menggunakan jasa angkutan bus bisa terjamin keselamatannya.

"Mudik ini adalah ritual paling mematikan sedunia. Di Indonesia, tahun lalu, ada 600 orang meninggal dunia," kata Emil di Terminal Cicaheum, Kota Bandung, Rabu siang.

Entah mengapa, kata Emil, angka kecelakaan dalam masa arus mudik setiap tahun terus bertambah. Menurut dia, kebanyakan yang mengalami kecelakaan adalah pemudik yang membawa kendaraan sendiri.

"Seharusnya berkurang, tetapi jumlahnya malah bertambah. Untuk itu, saya imbau warga Bandung agar berhati-hati dan tertib lalu lintas, apalagi yang bawa motor, itu lebih bahaya," tuturnya.

Selain itu, Emil juga meminta kepada para pemudik dari Kota Bandung agar memilih menggunakan bus yang sudah diperiksa kelayakannya oleh Dinas Perhubungan. Ciri-ciri bus yang sudah diperiksa adalah diberi stiker bertuliskan layak jalan angkutan Lebaran 2014 di kaca depan bus.

"Tolong untuk warga Bandung hanya pergi dengan bus yang ada strikernya yang tulisannya kendaraan layak jalan dari Dishub. Kalau mau mudik tidak ada striker itu di depan busnya, berarti belum diperiksa dan punya potensi bahaya," bebernya.

Emil pun meminta kepada para pengguna jasa angkutan agar melaporkan bus yang tidak atau belum memiliki stiker layak jalan. "Jadi, lebih baik menjaga diri. Yakinkan, ingatkan sopirnya. Hubungi petugas Dishub di Terminal Cicaheum atau Leuwipanjang. Pastikan bus yang dipakai ada stiker layak jalan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com