"Metode ilmiah untuk menghitung cepat sebuah perhitungan pemilihan pada saat berbeda, malah membingungkan termasuk ke saya juga," kata Emil di Balai Kota Bandung, Jumat (11/7/2014).
Pendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa ini menilai, perbedaan tersebut lantaran calonnya hanya dua.
"Kalau ilmiah kan seharusnya sama, ini kenapa terjadi bias karena pasangannya cuma dua. Kalau dulu pilkada ada 8, quick count semua sama, kalau dua dan beda tipis karena ada margin error, jadi bisa beda 2 persen ke atas atau ke bawah," jelasnya.
Agar suasana tidak memanas, dia mengimbau kepada seluruh masyarakat Kota Bandung untuk tetap menunggu hingga Komisi Pemilihan Umum menetapkan pemenang sebenanya pada tanggal 22 Juli 2014 mendatang.
"Ikuti saja sesuai dengan proses perhitungan KPU," tegasnya.
"Saya tidak mengambil posisi percaya dulu karena keilmiahannya jadi dipertanyakan. Bukan soal jumlah, tapi apakah ini dimanipulasi atau tidak. saya netral aja dan tidak percaya satupun kecuali KPU," tambahnya kemudian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.