Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Diminta Fokus Tangani Dampak Sosial dari Penutupan Dolly

Kompas.com - 16/06/2014, 15:38 WIB
Kontributor Surabaya, Achmad Faizal

Penulis


SURABAYA, KOMPAS.com - Puluhan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Surabaya menggelar aksi menyikapi penutupan lokalisasi Dolly di depan Gedung Negara Grahadi, Senin (16/6/2014). Mereka mendesak pemerintah lebih fokus dan lebih aktif pada penanganan dampak sosial penutupan Dolly.

Para mahasiswa menyatakan sepakat dan mendukung kebijakan Pemkot Surabaya dalam menutup lokalisasi yang sudah puluhan tahun beroperasi itu.

"Tapi kami minta Pemkot Surabaya juga lebih serius menutup dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkan, karena pemulihan itu bagi kami yang sangat penting," kata Presiden BEM Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Muchklis Doyo Sahid.

Pihaknya mengaku sudah melakukan investigasi ke lokalisasi Dolly. Hasilnya, menurut warga, ternyata Pemkot belum tuntas berbicara soal konsep penanganan pasca penutupan.

"Karena itu kami anggap wajar jika masih ada penolakan, karena mereka takut jika Dolly ditutup, mereka akan kehilangan mata pencahariannya," tegas Mukhlis.

Mereka sepakat dengan gagasan Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, yang menganggap penutupan demi Dolly menyelamatkan generasi anak bangsa yang terdampak secara tidak langsung terhadap aktivitas prostitusi.

Lokalisasi Dolly dipastikan ditutup, Rabu (18/6/2014) mendatang. Rencananya, deklarasi penutupan akan dipimpin langsung oleh Menteri Sosial Salim Segaf Aldjufri.

Pemkot sudah menyiapkan konsep pemulihan diantaranya seperti pelatihan usaha dan pemberian modal usaha bagi mucikari dan Pekerja Seks Komersial (PSK), serta menyiapkan dana untuk membangun fasilitas ekonomi dan fasilitas umum di esk lokalisasi Dolly.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com