Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Dibilang Kafir? "Gitu Aja Kok Repot"

Kompas.com - 11/06/2014, 16:06 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis

MALANG, KOMPAS.com — Propaganda yang menyebutkan calon presiden Joko Widodo kafir tak perlu diambil pusing. Begitu kata salah satu kiai di Malang, Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar, yang juga Ketua PC NU Kota Malang di hadapan puluhan kiai dan ratusan umat, Rabu (11/6/2014).

Para kiai dan umat hadir dalam acara Forum Silaturahim dan Deklarasi Dukungan Kiai dan Ulama Se-Jawa Timur untuk Joko Widodo-Jusuf Kalla Capres-Cawapres RI 2014-2019, yang digelar di Pondok Pesantren An Nur 2, Bululawang, Kabupaten Malang, Rabu (11/6/2014).

"Kalau ada kelompok yang mengafirkan Jokowi, bilang saja, emangnya gue pikirin, gitu aja kok repot, itu kata Gus Dur," ujar Kiai Marzuki Mustamar, disambut tepuk tangan hadirin.

Kelompok seperti itu, kata Kiai Marzuki, memang sangat mudah mengafirkan orang. "Bahkan, saya sendiri juga pernah dikafirkan, PKI, dan lain sebagainya. Saya diam saja. Dari itu, jika Jokowi dikatakan kafir, tidak usah terpengaruh. Pak Jokowi itu sudah naik haji kok, jelas bahwa beliau itu Islam," ujarnya.

Bahkan, kertas "contekan" di balik jas Jokowi saat akan debat kandidat capres-cawapres beberapa hari lalu isinya adalah doa yang berbahasa Arab. "Itu bukti bahwa Jokowi adalah Islam," ujar dia.

"Yang suka menuduh sesama Muslim kafir itu, maka dia adalah kafir. Begitu bunyi hadis nabi," tegas Kiai Marzuki Mustamar.

Selain itu, Marzuki juga menegaskan bahwa NKRI itu sudah final. Jika ada hal yang merongrong NKRI, warga NU akan berada di depan. "NKRI wajib melindungi seluruh rakyat Indonesia. NU selalu menghormati non-Muslim. Makanya, jangan suka mengafirkan orang," ujar dia.

Sementara itu, Aksa Mahmud, adik kandung dari Jusuf Kalla, juga menyampaikan bahwa Jokowi dan JK meminta maaf karena tak bisa hadir dalam acara tersebut. "Saat Pak Jokowi ditanya oleh Pak JK, saat akan dicalonkan menjadi calon gubernur DKI, Pak Jokowi mengaku adalah orang NU, yang ada di PDI-P. Karenanya, Pak JK siap digandeng Pak Jokowi jadi wakil presiden," kata Aksa.

Pada akhir pidatonya, Aksa juga menyampaikan, isu yang mengatakan pasangan Jokowi-JK akan menghapus sertifikasi guru itu tidak benar. "Itu tidak benar. Bahkan, jika Jokowi-JK terpilih, para guru ngaji juga akan digaji oleh negara nantinya," kata Aksa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com