Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Penutupan Dolly Dipercepat Sehari

Kompas.com - 06/06/2014, 08:58 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com - Rencana penutupan Dolly di Surabaya dipercepat satu hari menjadi 18 Juni. Salah satu pertimbangannya untuk memutus penyebaran HIV karena di kawasan lokalisasi yang sudah ditutup pun masih ditemukan pekerja seks komersial yang beroperasi dan mengidap HIV.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, lokalisasi menjadi sumber penyebaran HIV sehingga Dolly harus segera ditutup. Penutupan Dolly dipercepat juga karena Menteri Sosial Salim Segaf Al’Jufrie akan hadir langsung. ”Pak Menteri akan mengikuti ikrar penutupan dan memasang papan pengumuman pemberlakuan undang-undang perdagangan manusia,” katanya ketika dihubungi pada Rabu (4/6).

Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rahmanita mengatakan, pada 2014, hingga akhir Mei, tercatat ada 254 pengidap HIV di Surabaya. Total pengidap HIV di Surabaya sejak 1998 sebanyak 7.600 orang. ”Di Dolly selama 2012 hingga 2014 ada 215 pengidap HIV,” katanya.

Sabtu pekan lalu, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya menggelar operasi yustisi di bekas lokalisasi Moro Seneng, Sememi, Surabaya. Lokalisasi Sememi itu sudah ditutup akhir 2013. Namun, mereka menemukan 26 pekerja seks komersial (PSK) di dua wisma. Setelah dilakukan tes kesehatan, dua PSK positif mengidap HIV.

Kepala Satpol PP Surabaya Irvan Widyanto mengatakan, lokalisasi yang sudah ditutup tidak dibiarkan begitu saja. Pengawasan rutin tetap dilakukan supaya tidak muncul lagi praktik prostitusi.

Direktur Eksekutif Yayasan Hotline Surabaya Esthi Susanti mengemukakan, untuk mengatasi masalah PSK yang akan mencari tempat baru karena lokalisasi ditutup, perlu ada perubahan strategi pencegahan. Upaya ini tidak bisa dikerjakan pemerintah kota atau kabupaten saja, tetapi sudah menyangkut pemerintah pusat. Strategi yang dahulu fokus pada pemasok PSK, kini harus terfokus pada sisi permintaan, yakni pada pelanggan atau kaum laki-laki. (den/eta)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com