Hal tersebut terlihat dari pemilihan legislatif di mana PDI Perjuangan berhasil menjadi pemenangan di provinsi tersebut. Padahal, sejak mengikuti pemilu dari tahun 1999, PDI Perjuangan belum pernah menang.
PDI Perjuangan selalu menduduki peringkat kedua setelah Partai Golkar. Kemenangan PDI-P di Maluku dalam pileg lalu menunjukkan ada kepercayaan masyarakat terhadap partai itu. Tidak bisa dipungkiri bahwa hal itu juga ditentukan munculnya figur merakyat seperti Joko Widodo.\
Hal ini diungkapkan pengamat politik dari Universitas Pattimura Ambon, Amir Faisal Kotarumalos di Ambon, Rabu (21/5/2014) kemarin.
Amir mengatakan, gaya kepemimpinan Jokowi dalam membangun Jakarta dan Solo menjadi pertimbangan masyarakat. Pendekatan dalam penyelesaian masalah yang dilakukan Jokowi berbeda dengan pemimpin lain yang selalu mengedepan kekerasan, kemudian berlindung di balik tameng ketegasan.
Kendati demikian, Amin tidak membatah jika faktor emosional menjadi pertimbangan masyarakat memilih pasangan tersebut. Sebab, perwakilan Indonesia timur ada dalam diri JK.
"Memang pertimbangan emosional itu ada tetapi tidak besar. Masyarakat melihat keduanya punya pengalaman dan rekam jejak yang baik," ujar Amin.
Jusuf Kalla dalam perdamaian
Sementara itu, pengamat politik lain, yang juga dari Universitas Pattimura Ambon , Josef Antonius Ufi menambahkan, salah satu pertimbangan masyarakat Maluku melilih pasangan tersebut karena JK dianggap berperan besar dalam upaya perdamaian di Maluku yang sempat dilanda konflik bernuansa agama.
"JK diterima oleh semua kalangan karena dia berjasa untuk Maluku. JK bisa menembus semua sekat dan perbedaan yang tidak bisa dilakukan oleh pemimpin lain," ujar Ufi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.