Pihaknya juga menyayangkan, para petugas PPK yang berjumlah tiga orang itu tidak meminta pengawalan dari kepolisian saat mengambil uang di bank hingga perjalanan ke Windusari.
Saat ditanya soal pengawalan, kata Reni, korban mengaku kehilangan nomor telepon polisi. Sehingga mereka nekad mengambil uang dalam jumlah besar sendiri.
"Pengiriman bilik suara saja harus dikawal dua personel polisi, kok ini uang berjumlah besar tanpa pengawalan. Sebelumnya sudah kami imbau soal pengawalan itu," tandas Reni.
Reni mengatakan, seluruh PPK di Kabupaten Magelang memang mendapatkan dana yang berasal dari KPU pusat tersebut secara sistem transfer di bank.
Atas kejadian itu, pihaknya akan segera melakukan klarifikasi sekaligus menegur tiga petugas dari PPK Windusari itu.
"Kami juga akan secepatnya akan melaporkan hal ini kepada atasan (KPU Provinsi Jateng), mengingat Pileg tinggal seminggu lagi," tandas Reni.
Reni berujar, PPK di berbagai Kecamatan sudah memberikan alternatif dan solusi berupa solidaritas untuk PPK Windusari. Solidaritas itu dimaksudkan untuk membantu keperluan pemilu di Windusari.
"Usulan dari sejumlah PPK ini,akan kami rapatkan terlebih dahulu di internal komisioner," kata Reni.
Diberitakan sebelumnya, aksi perampasan menimpa tiga petugas PPK Windusari, di Jalan Magelang-Semarang, Desa Sambung, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Selasa (1/4/2014) siang.
Hingga Selasa malam, ketiga korban yaitu Widayat, Manulang dan Darsin masih enggan memberi keterangan kepada wartawan. Saat ini mereka masih dilakukan pemeriksaan oleh kepolisian di Mapolsek Secang.