"Saya minta pemerintah daerah secepatnya tanggap dan memperbaikinya. Jangan sampai saat nanti digunakan, justru tidak bisa dipakai,” kata Ganjar, seusai meninjau Sabo Dam Oprit Srowol di atas Sungai Pabelan, Kabupaten Magelang, Kamis (6/3/2014).
Ganjar tidak memungkiri bahwa kerusakan di jalur-jalur evakuasi tersebut disebabkan banyaknya truk angkutan Galian C (batu dan pasir) yang berlebihan muatan kerap melewati jalur tersebut. Namun demikian, pihaknya tidak bisa sepenuhnya menyalahkan truk-truk tersebut.
“Jangan saling menyalahkan. Pemerintah daerah (Kabupaten Magelang), harus menjadi mediator antara pengguna jalan, armada galian C, penambang dan warga sekitar. Kita duduk bareng mencari solusi. Jangan sampai terjadi gesekan,” tuturnya.
Menurut Ganjar, perlu ada tindakan tegas terhadap truk pengangkut galian namun tetap disertai solusi jalur alternatif lainnya selain melewati jalur evakuasi.
“Kalau dilarang tentu tidak bisa, karena itu menyangkut ekonomi banyak orang. Salah satu yang mungkin adalah tindakan tegas dengan menerapkan tonase. Untuk membuat jalur khusus, mungkin butuh banyak pertimbangan," ucap Ganjar.
Secara terpisah, Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum Energi dan Sumberdaya Mineral (DPU ESDM) Kabupaten Magelang, Heriyanto mengatakan telah menganggarkan setidaknya Rp 4,7 miliar untuk perbaikan jalur evakuasi Merapi.
”Sudah kita anggarkan melalui APBD tahun 2014 ini sekitar Rp 2,5 miliar. Kemudian ada tambahan dari DAK (Dana Alokasi Khusus) sebesar Rp 2,2 miliar,” kata Heri.
Sementara itu, dia berjanji akan segera melakukan proses pembangunan setelah penetapan APBD bulan ini. Heri menjelaskan, pihaknya telah melakukan pendataan serta kajian di beberapa titik jalur evakuasi, salah satunya di Jalan Muntilan-Dukun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.