Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengungsi Mulai Pulang meski Kelud Masih Berstatus Awas

Kompas.com - 20/02/2014, 10:17 WIB
Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim

Penulis

KEDIRI, KOMPAS.com — Meski Gunung Kelud di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, masih berstatus Awas, beberapa pengungsi sudah mulai pulang ke rumah masing-masing.

Para pengungsi itu sudah mulai pulang sejak Rabu (19/2/2014) kemarin. Mereka berbondong-bondong menggunakan truk dan sejumlah kendaraan lain.

Pemandangan tersebut terlihat di Dusun Mulyorejo, Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar. Desa ini berlokasi sekitar 10 kilometer dari puncak Kelud.

Para pengungsi juga mendapat bekal logistik berupa beras, minyak goreng, serta biskuit dari tempat pengungsian.

"Alhamdulillah sudah pulang," kata Wiji Murtini (65), seorang warga Dusun Mulyorejo, kemarin.

Data jumlah pengungsi yang tercatat dari Pos Satlak PB di Simpang Lima Gumul hingga tadi malam tersisa 28.492 jiwa. Jumlah tersebut menurun dratis dibanding hari sebelumnya. Pada Senin (17/2/2014), ada 39.742 pengungsi di 105 titik. Pada Selasa (18/2/2014), ada 32.283 jiwa pengungsi.

Sementara itu, Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) belum mencabut status Gunung Kelud dari Awas. Status ini berarti radius 10 kilometer dari puncak Kelud harus disterilkan.

Saat ini, PVMBG dan beberapa bidang lainnya bersiap menggelar rapat evaluasi status Gunung Kelud di Gedung Grahadi Surabaya.

Rapat itu untuk menentukan naik atau turunnya status Gunung Kelud. Pelaksana Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Kediri Edhi Purwanto mengatakan, pemerintah belum mengeluarkan perintah pemulangan pengungsi.

Hanya, kata dia, pemerintah memperbolehkan para pengungsi laki-laki untuk pulang membersihkan rumah. "Tapi, malamnya harus kembali lagi ke pengungsian," kata Edhi, Kamis (20/2/2014).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com