"Telah dua pekan ini kapal feri masuk dok, banyak kerugian yang kami rasakan, hasil bumi tak bisa dijual, serta harga bensin mencapai Rp 15.000 per liter di tingkat pengecer," kata Sekretaris Umum Yayasan Karya Enggano, Robi Baheramsyah Kauno, Rabu (5/2/2014).
Robi mengatakan, selama ini, pasokan bahan bakar minyak (BBM) ke pulau terluar Bengkulu itu dikuasai salah satu koperasi setempat. Harga bensin dari koperasi itu adalah Rp 10.000 per liter. Dia mengatakan, ada yang aneh dengan perilaku pengelola koperasi tersebut soal BBM.
Menurut Robi, koperasi itu memaksa masyarakat segera membeli BBM. Jika tidak, maka koperasi itu disebut akan menjual BBM kepada tengkulak atau pengecer. Setelah dijual melalui para tengkulak itulah, harga bensin melejit menjadi Rp 15.000 per liter.
Selama ini, Pulau Enggano memiliki jatah bensin 15 ton per bulan, 5 ton solar, dan 5 ton minyak tanah. Mahalnya harga BBM di pulau tersebut membuat beberapa harga bahan kebutuhan pokok pun melonjak.
Wakil Ketua DPRD Provinsi Bengkulu Ahmad Zarkasi berjanji akan menuntaskan persoalan tersebut seusai pelaksanaan Hari Pers Nasional (HPN) 2014. "Pada intinya, aspirasi itu akan ditindaklanjuti, tetapi tunggu HPN selesai karena semua satuan kerja perangkat daerah (SKPD) fokus pada event nasional itu," ujarnya.
Pulau Enggano merupakan wilayah terluar Provinsi Bengkulu, dengan jumlah penduduk mencapai 2.800 jiwa. Butuh waktu satu malam untuk menjangkau daerah tersebut, dengan pelayaran kapal feri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.