Puluhan aktivis yang tergabung dalam LSM Malang Corruption Watch (MCW), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) UIN Maliki Malang dan BEM FISIP Universitas Muhammadiyah Malang itu, menggelar aksi pada Rabu (29/1/2014).
Ditemui disela-sela aksi, salah satu peserta demo, Fathurahman mengatakan, aksi tersebut juga merupakan salah satu bentuk kampanye untuk anggota DPRD Kota Malang yang dinilai tidak serius dalam menanggapi kasus korupsi di Kota Malang.
"Padahal saat ini masih banyak kasus korupsi di Kota Malang yang belum tuntas. Karena dewan tidak ada kepedulian, kita protes. Dan masyarakat sudah pesimis dengan kinerja aparat hukum dalam menuntaskan kasus korupsi," katanya.
"Ada beberapa kasus korupsi yang masih belum tuntas. Diantaranya, kasus korupsi pengadaan lahan RSUD Kota Malang, korupsi paku jalan, serta kasus jembatan Kedungkandang yang hingga saat ini masih mangkrak," ungkap Fathurahman.
Selain kasus tersebut, masih banyak lagi indikasi kasus korupsi kecil di Kota Malang, yang perlu diungkap. "Kita aksi serentak membersihkan kotoran telinga, agar anggota dewan mendengar bahwa di Malang, banyak kasus korupsi yang tak tertangani," tegasnya.
Selain aksi bersihkan kotoran telinga, puluhan mahasiswa juga menggelar orasi dan membentangkan sejumlah poster yang bertuliskan "Pansus Korupsi DPRD Jangan Hanya Umbar Janji", serta "Gedung DPRD Bukan Alat Peredam Suara Rakyat".
Puluhan aktivis itu mendesak pihak DPRD Kota Malang segera membentuk panitia khusus (pansus) penuntasan kasus korupsi di Kota Malang. "Anggota dewan harus peka dan mendengarkan suara rakyat," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.