Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anaknya Meninggal Usai Dioperasi, Ibu Tuding Akibat Malapraktik

Kompas.com - 28/01/2014, 17:13 WIB
Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati

Penulis

KENDARI, KOMPAS.com - Husnani (33) tidak kuasa menahan rasa sedih. Anak tertuanya, Tasmin atau akrab disapa Alfiawan (19), mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiah Kendari meninggal sesaat setelah menjalani operasi usus buntu oleh dokter ahli di Rumah Sakit Prayoga, Kendari, Selasa (28/1/2014).

Ibu dari tiga anak ini menganggap bahwa kematian anaknya ini disebabkan oleh malapraktik. Sebab, setelah dioperasi, anaknya merasakan hal-hal yang tidak wajar. "Setelah dioperasi oleh dokter, anak saya langsung terus merasa kesakitan dan perutnya langsung membengkak, serta suhu badannya naik secara drastis," tutur Husnani sambil menahan tangis di RS Prayoga, Selasa (28/12014).

Ia juga mengaku sempat menanyakan keganjilan yang dialami oleh anaknya setelah operasi, namum pihak rumah sakit menjelaskan bahwa itu adalah gejala yang biasa dialami pasien dengan penyakit seperti itu.

"Saat saya menanyakan ke suster penjaga mengapa perut anaknya membengkak secara tiba-tiba, pihak rumah sakit mengatakan bahwa itu hal biasa pada pasien yang melakukan operasi usus buntu," jelasnya.

Dikatakan Husnani, pihak keluarga mengaku bingung dengan pelayanan RS Prayoga. Pihak rumah sakit juga tidak memberikan resep obat untuk dikonsumsi anaknya pasca-operasi. Bahkan, perawat jaga yang datang juga tidak menyarankan obat dan langsung menyuntikkan sesuatu pada impus Alfiawan yang dibawanya dari ruang jaga.

"Suster yang datang hanya langsung menyuntikkan obat tanpa kami tahu suntikan apa itu, dan obat apa yang dia pakainya," tambahnya.

Sebenarnya, kondisi badan Alfiawan sudah menunjukkan kemajuan, karena dua jam seusai dioperasi, dia telah mengeluarkan gas dari dalam tubuhnya. "Setelah dua jam dioperasi dia (almarhum, red) meminta minum kepada saya, katanya dia sudah kentut,” kata Hasnani.

Namun ibunya itu masih belum berani memberikan makanan dan minuman yang diminta anaknya, dia melakukan hal tersebut karena mengaku dilarang dokter. “Saya sedih karena saya sebelumnya diminta belikan teh gelas, namun saya tidak berani memberikannya. Tiga menit sebelum meninggal, anakku memberontak kesakitan pada bagian perutnya," jelasnya.

"Suhu badannya naik dengan sangat tinggi, dia sempat memberontak karena tidak tahan dengan sakit di perutnya. Dua kipas angin yang kami siapkan juga tidak dia rasakan karena badannya yang sangat panas,” ujarnya.

Husnani mengaku anak kesayangannya itu belum pernah masuk ke rumah sakit. Saat mendengar bahwa Alfiawan akan menginap di rumah sakit, orangtua dan pihak keluarga langsung menjenguk Alfiawan. Ia dioperasi pada Senin (27/1/2014) sekitar pukul 15.00 sampai 17.30 dan dirawat ruang anemium dua.

Dia menghembuskan nafas terakhirnya sekitar pukul 11.30 Wita, Selasa (281/20142) dan akan dikebumikan di kampung halamannya di Desa Lalobao, Kecamatan Andoolo, Kabupaten Konawe Selatan.

Hingga kini keluarga korban membutuhkan kejelasan penyebab meninggalnya Alfiawan, mahasiswa semester enam Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Kendari.

Husnani menjelaskan, awalnya, Minggu (26/1/2014) Alfiawan menetap di rumah pamannya di lorong Anawai Lepo Lepo, Kendari. Namun keesokan harinya, Alfiawan pergi ke RS Prayoga untuk memeriksa kesehatanya. Hal itu dilakukannya setelah Husnani meminta anaknya untuk memeriksa penyakitnya tersebut.

Seusai pemeriksaan, dokter menyuruhnya untuk melakukan rawat inap untuk segera dilakukan operasi. "Dia sempat menelepon saya mengenai penyakitnya. Setelah saya menyuruhnya ke rumah sakit ternyata dia bilang langsung mau dioperasi, saat itu juga saya dan suami saya langsung menjenguknya ke rumah sakit," ungkap Husnani sedih.

Sementara itu, perawat jaga yang enggan menyebutkan nama mengaku tidak mengetahui tentang penyebab kematian pasien Alfiawan. Sebab, saat itu ada perawat lain yang bertugas.

“Saya baru ganti piket hari ini, ada petugas lain kemarin yang jaga. Dokter yang tangani pasien juga belum masuk, nanti mi kita tanyakan langsung sama dokternya,” singkatnya di RS Prayoga Kendari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com