Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Sungai di Demak Meluap, 260 Rumah Terendam Banjir

Kompas.com - 20/01/2014, 16:14 WIB
Kontributor Demak, Ari Widodo

Penulis


DEMAK, KOMPAS.com - Sebanyak 260 rumah di Desa Sayung, Kecamatan Sayung, Demak terendam banjir, Senin (20/1/2014). Banjir diakibatkan meluapnya tiga sungai yang melintasi desa berpenduduk 8.300 jiwa tersebut, yakni sungai Penceng, sungai Ngepreh dan sungai Dombo.

Selain menggenangi pemukiman dan masuk ke rumah penduduk, banjir setinggi 40-60 cm tersebut menutup akses jalan di perkampungan sehingga mengganggu aktivitas warga.

"Mau kemana-mana susah mas, jalan dikepung air. Mau masak juga susah, terendam air semua," kata Siti.

Kepala Desa Sayung, Rohmadi mengatakan, tiga sungai tidak mampu menampung debit air yang tinggi karena hujan yang turun selama tiga hari berturut-turut. Kondisi ini diperparah oleh kiriman air dari Kecamatan Mranggen, sehingga sungai meluap.

"Selain rumah, sebanyak 200 hektar sawah dan 50 hektar tambak juga terendam banjir," terang Rohmadi seusai memantau banjir bersama Komandan Kodim 0716 Letkol Infantri Ari Aryanto.

Banjir di Desa Sayung melanda 7 dukuh, yakni Dukuh Sayung Wetan sebanyak 10 rumah, Sayung Lor 30 rumah, Sayung Kidul 60 rumah, Sayung Kulon 100 rumah, Babadan 10 rumah, Ngepreh 10 rumah dan Dukuh Lengkong 40 rumah.

Selain itu, banjir juga merendam tiga sekolah dasar, yakni SDN 1 Sayung, SDN 3 Sayung dan SDN 4 Sayung. Ketiga sekolah tersebut hari ini meliburkan para siswanya karena seluruh ruangan kelas tergenang banjir.

Sementara itu, Komandan Kodim 0716, Letkol Infantri Ari Aryanto mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak untuk menyiapkan titik-titik pengungsian dan posko banjir jika bencana ini semakin parah dan warga harus mengungsi. "Kita siagakan 30 personel untuk memantau perkembangan banjir," kata Letkol Ari.

Dari pantauan Kompas.com, sampai berita ini diturunkan, banjir belum surut dan warga masih bertahan di rumahnya masing-masing sambil menunggu volume air turun. Anak-anak memanfaatkan banjir ini dengan bermain air, menggunakan ban dan perahu dari pelepah pisang. "Sekolah libur, asyik bisa main air. Saya difoto pak," kata Arif, salah seorang bocah sambil bermain-main di lokasi banjir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com