Muhyidin, salah satu warga yang tanahnya belum dibayar mengatakan, pihak kontraktor selalu berjanji akan membayar tanah warga yang sudah dibeli untuk dijadikan proyek waduk. Namun sampai sekarang janji itu tidak kunjung ditepati.
“Proyek ini tidak boleh dilanjutkan sebelum tanah warga di sini dibayar oleh rekanan proyek,” terang Muhyi, Minggu (19/1/2014).
Warga menutup aksi jalan dengan batu, menanami pohon di tengah jalan dan memasang kayu melintang jalan. Kayu papan itu diberi tulisan “Proyek dihentikan, bayar uang tanah warga.”
Setelah ditutup, warga tampak berjaga-jaga di akses jalan menuju pelaksanaan proyek. Bahkan di antara mereka ada yang membawa senjata tajam yang diselipkan di balik bajunya. “Jangan sampai ada yang berani membuka penutup jalan ini sebelum uang tanah warga dibayar,” kata salah satu warga sambil menenteng linggis.
Akibat dari penutupan jalan itu, tidak ada pekerja yang berani masuk ke lokasi pekerjaan proyek. Para pekerja juga ada yang sebagian warga Desa Bangkes.
Pembangunan waduk ini merupakan proyek yang bersumber dari APBN tahun 2013, yang dikerjakan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, Surabaya. Selain di Desa Bangkes, proyek serupa juga dibangun di Desa Lancar, Kecamatan Larangan, serta di Desa Palengaan Laok, Kecamatan Palengaan.
Sementara itu, Agus, pelaksana proyek ini tidak tampak di lokasi pekerjaan proyek. Telepon seluler miliknya juga tidak aktif saat dihubungi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.