Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Kubik Kayu Penuhi Sungai di Mamuju

Kompas.com - 21/10/2013, 20:19 WIB
Kontributor Polewali, Junaedi

Penulis

MAMUJU TENGAH, KOMPAS.com - Penggundulan hutan lindung di Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat terus berlangsung secara massif tanpa ada yang bisa mengendalikannya. Ribuan kubik kayu gelondongan tanpa dokumen resmi, diduga dijarah dari sejumlah hutan lindung di Mamuju.

Sebelum dikapalkan keluar daerah seperti Kalimantan, kayu-kayu berukuran dua kali lingkaran tangan tangan orang dewasa ini dialirkan dan ditumpuk di sungai Topoyo, Mamuju Tengah. Penumpukan ribuan kubik kayu gelondongan di sungai Topoyo memanjang hingga dua kilometer.

Sejumlah warga di sekitar lokasi mengatakan, kayu-kayu yang ditumpuk dan disembunyijkan di muara sungai, diduga untuk menghindari polisi kehutanan dan aparat kepolisian setempat. Kayu-kayu ini diangkut dari Mamuju ke Kalimantan minimal tiga hingga empat kali dalam sebulan.

Pihak pengawas perusahaan PT Rante Mario, Bobi yang ditemui wartawan di salah satu mes perusahaan tersebut mengklaim pihaknya telah memiliki izin menebang hutan. Namun saat dikonfirmasi soal ribuan kubik kayu yang ditemukan menumpuk dan dialirkan di sungai Topoyo, Bobi mengakui belum mengantongi faktur atau surat-surat resmi lainnnya dari pihak berwenang.

“Dalan waktu dekat akan ada ribuan kubik lagi yang diturunkan di sepanjang muara sungai Topyo,” ujar Bobi.

Bobi juga mengakui, setiap kali pengiriman ribuan kubik kayu gelondongan ke Kalimantan, pihaknya selalu menyetor sejumlah uang ke Kementerian Kehutanan di Jakarta. Sebagian dana yang ditransfer ada yang berbentuk dollar Amerika Serikat. Hal itu dibuktikan Bobi dengan menunjukkan bukti transfer uang saat dikonfirmasi wartawan terkait illegal logging, Jumat pekan lalu.

Kayu-kayu bernilai miliaran rupiah ini, kata pengawas perusahaan tersebut, diangkut menggunkana kapal tongkang dari Mamuju ke Kalimantan.

Saat presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengampanyekan pelestarian hutan, pembabatan hutan secara massif di Mamuju justru berlangsung. Padahal kawasan ini hampir setiap tahun menjadi langganan banjir, termasuk banjir bah.

Sejumlah warga yang resah dan mengkritik aktivitas penebangan hutan secara serampangan karena akan mengancam keselamatan warga dan penduduk sekitarnya, tak digubris pemerintah dan aparat penegak hukum setempat. Protes warga tak lebih dianggap angin lalu, padahal dampak lingkungan dan kerusakan yang ditimbulkannya sudah sangat meresahan warga setempat. Lalu siapa tangan besar di balik pembalakan hutan tanpa memperdulikan kerusakan lingkungan ini?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com