Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pacari Napi, Sopir Kalapas Tual Bebas Keluar-Masuk Bui

Kompas.com - 18/09/2013, 14:49 WIB
Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty

Penulis

AMBON, KOMPAS.com — Seorang mantan narapidana di Tual, Maluku Tenggara, berinisial YP tertangkap basah berdua-duaan dengan salah satu tahanan perempuan berinisial RA di salah satu ruang tahanan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tual.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, keduanya selama ini menjalin hubungan terlarang. Namun, sumber lain menyebutkan, AR menjadi korban kekerasan seksual oleh YP.

Sumber Kompas.com menyebutkan, YP adalah sopir Kepala Lapas Tual dan sering masuk keluar penjara untuk memacari AR yang adalah napi kasus narkoba. "Dia tertangkap saat sedang berduaan dengan posisi tidak sewajarnya bersama AR dalam kamar tahanan," ujar sumber itu.

Kepala Lapas Tual B Risakotta saat dikonfirmasi Kompas.com dari Ambon, Rabu (18/9/2013), mengakui, YL pernah tertangkap berduaan bersama AR oleh petugas lapas setempat. Perbuatan YL itu terungkap pada Jumat malam (30/8/2013) lalu. Namun, dia membantah jika YP memerkosa AR.

"Tidak benar dia diperkosa. Itu suka sama suka, mereka itu pacaran. dalam kamar itu AR tidak sendiri dia bersama seorang tahanan perempuan lain," ujar Risakotta.

Dijelaskan, seusai bebas dari tahanan, YP sering mendatangi lapas, hal itu dilakukan karena keakraban antara YP dan pegawai serta penghuni lapas. Namun, dia membantah jika sistem pengamanan di lapas lemah.

"Dari dulu pengamanan di sini sangat ketat, mungkin saja karena YP selama ini berhubungan baik dengan pegawai lapas. Jadi saat dia datang dia selalu dianggap sebagai warga di sini. Dia juga pernah menyetir mobil saya, itu setelah saya memintanya," ujarnya.

Menurut Risakotta, pengamanan di lapas selama ini sangat ketat. Dia pun mengatakan, sesuai aturan tidak dibolehkan orang luar masuk ke dalam lapas tanpa sepengetahuan petugas.

Usai kejadian itu, AR langsung dipindahkan ke rutan kelas II A Waiheru Ambon. "Ini kita lakukan untuk menjaga martabatnya sebagai perempuan, lagian AR juga beberapa kali telah meminta untuk dipindahkan," kata Risakotta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com