Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nama Gubernur Jatim Jadi Nama Sapi Jaliteng

Kompas.com - 08/09/2013, 16:39 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis


MALANG, KOMPAS.com - Nama Gubernur Jawa Timur Soekarwo, yang akrab disapa Pakde Karwo, dijadikan nama sapi Jaliteng, anak sapi hasil dari perkawinan sapi Bali dengan banteng Jawa (Sapi Jaliteng). Sapi tersebut dinamai "Dewo" (Pakde Karwo).

Sapi tersebut dirawat di Taman Safari Indonesia. (TSI) II, Prigen, Pasuruan, Jawa Timur. Awalnya, pihak TSI II Prigen, hanya memiliki satu ekor banteng Jawa. Lalu, pihak TSI II menawarkan kerjasama pemuliabiakan sapi Bali dengan Pemerintah Provinsi Jatim.

"Tawaran itu ditanggapi positif oleh Dinas Peternakan Jatim," kata Manajer Satwa Taman Safari Indonesia II, Ivan Chandra, yang juga dokter hewan, Minggu (8/9/2013).

Pihak Dinas Peternakan Jawa Timur, pada 2011 lalu, langsung memberikan sumbangan sapi betina Bali sebanyak 10 ekor ke TSI II Prigen. "Setelah itu, sapi Bali dan banteng Jawa, dikawinkan. Lalu lahir empat anak sapi jantan, empat sapi betina, selama dua tahun," katanya.

Dari beberapa anak sapi Jaliteng itu, pada 2012 lalu, oleh Gubernur Jawa Timur, Sokarwo, diberi nama "Dewo" (Pakde Karwo). "Setelah beranak, kita merawat anak sapinya. Sementara, enam sapi Bali-nya, kembali ditarik sebanyak 6 ekor ke Dinas Peternakan Provinsi Jatim," akunya.

Sapi bernama "Dewo" tersebut, kini dipelihara di Taman Safari Indonesia II, Prigen, Pasuruan, Jawa Timur. "Saat ini sapi tersebut masih dalam proses pengembangbiakan laboratorium oleh pihak BBIB (Balai Besar Insemenasi Buatan) Singosari Malang.

Ivan menyampaikan, sapi Jaliteng itu dirawat untuk riset lebih lanjut. Adapun kelebihannya, genetiknya lebih baik dari sapi Bali biasa. Karena, asumsi dasarnya, sapi Bali adalah keturunan domistikasi dari banteng yang ada di Jawa.

Prospek secara teoritis kata Ivan, akan lebih baik. Makanya, sejak kini, dimuliabiakkan. "Ke depan memungkinkan untuk dikembangbiakkan oleh peternah secara umum. Ketika sudah besar, akan didistribusikan ke peternah di daerah di Jatim," katanya.

Hal itu, untuk menutupi kekurangan daging sapi di pasaran. "Saat ini masih dikembangkan. Spermanya bisa dikembangkan, jika bagus," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com