Insiden tersebut diawali saat para ormas membakar ban bekas. Setelah cukup lama, sejumlah anggota TNI mencoba memadamkannya karena di atas kobaran api terdapat banyak kabel besar yang dikhawatirkan akan terbakar. Namun, anggota TNI yang membawa tabung hydrant dihalangi para ormas berseragam loreng tersebut.
Meskipun akhirnya berhasil dipadamkan, ormas kembali membakar ban bekas. Anggota TNI kembali memadamkan, dan insiden kembali terulang.
Bahkan, Komandan Kodim (Dandim) 0734 Yogyakarta Letkol (Arh) Ananta Wira harus turun langsung mengendalikan suasana. Ia naik ke atas mobil bak terbuka untuk mencoba meredam ketegangan.
"Kami semua mendukung kesatuan TNI, tapi cara yang Anda semua sampaikan kurang tepat. Jangan ada bakar-bakar, kita harus tenang," ucap Ananta.
Sesaat kemudian, Ananta menemui koordinator lapangan untuk bernegosiasi. Sempat terjadi ketegangan antara Ananta dan koordinator lapangan karena mereka memaksa akan kembali membakar ban bekas. Sementara itu, Ananta tetap pada pendiriannya untuk melarang adanya aksi bakar ban yang berujung ricuh.
"Kami ingin Yogya aman, dan TNI memberantas preman di bumi Indonesia. Makanya kami mendukung anggota Kopassus yang membunuh preman di Lapas Cebongan. Kami minta majelis hakim membebaskan para anggota Kopassus," kata koordinator lapangan ormas tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.